Tuesday, December 08, 2009

Epal, redha Allah dan perkahwinan


Mama paparkan kisah ini dari beberapa Kisah Kaum Salaf,
kali ini ialah kisah Tsabit bin Ibrahim dengan buah epal yang membawanya ke jinjang pelamin....


Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.

Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, "Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya".
Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini." Pengurus kebun itu memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam".

Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : "Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka."

Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, "Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?" Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat." Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, "Apa syarat itu tuan?" Orang itu menjawab, "Engkau harus mengawini putriku !"

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, "Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?" Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !"

Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !"

Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul 'Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta'ala". Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum…."

Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya.

Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. "Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula", kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ?

Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, "Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?" Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah". Tsabit bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?" Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?" tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, "aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta'ala".

Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang akan memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, "Ketika kulihat wajahnya……Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap".

Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.

Tuesday, November 17, 2009

Genius is 1% inspiration and 90% perspiration

Dear my beloved children,

NOBODY is great without work.There is no evidence of high performance without experience or practice...

so your next step to greatness is hard work, but not just any old hardwork,
but it needs to be focused,inteded deliberate practice.

Instead of doing the same thing over and over again, , consider activities there are explicitly intended to improve performance and provide feedback on results.

So BUST through that personal growth and development barrier and star using your day to achieve the greatness that's available to us all....

Namun segalanya bermula dari mimpi....
Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin,
(Imam Asy Syahid Hasan Al Banna)so hari esok adalah impian hari ini

Jika kita membaca sejarah biografi tokoh-tokoh ternama, akan kita temui temui apa yang telah mereka ciptakan bermula dari mimpi....

Sunday, November 15, 2009

Orang Kafir Tak Boleh Masuk Masjid?

Baru baru ini kecoh isu ADUN PKR YB Xavier memberikan sumbangan kepada orang Islam (rakyatnya) di Masjid Taman Sri Andalas. Orang ramai tertanya menegnai nas yang berkaitan dengannya. Jadi dibawah ini Ustazah Maznah Daud pakar rujuk Wanita JIM menjawab persoalannya. ...

ikuti kupasannya di:

http://penyuluh. blogspot. com/



Soalan:

Salam Ustazah,

Mohon jelaskan hukum non muslim memasuki masjid dengan lebih mendalam.
Syukran jazila.

Jawapan:

Salam.

Persoalan ini telah dibahaskan oleh ulamak ketika mentafsirkan ayat 28 surah at-Taubah.
Allah s.w.t. telah berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡمُشۡرِكُونَ نَجَسٌ۬ فَلَا يَقۡرَبُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ بَعۡدَ عَامِهِمۡ هَـٰذَا‌ۚ وَإِنۡ خِفۡتُمۡ عَيۡلَةً۬ فَسَوۡفَ يُغۡنِيكُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦۤ إِن شَآءَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ حَڪِيمٌ۬

Maksudnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang kafir musyrik itu najis, oleh itu janganlah mereka menghampiri Masjidilharam sesudah tahun ini dan jika kamu bimbangkan kepapaan, maka Allah akan memberi kekayaan kepada kamu dari limpah kurniaNya, jika Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah:28)

Ayat ini mengandungi beberapa persoalan.

Pertama : Orang-orang musyrik itu najis. Apakah yang dimaksudkan dengan najis di sini adalah tubuh badan mereka?

Di dalam tafsirnya Ibn Kathir berkata bahawa menurut jumhur (majority) ulamak tubuh badan mereka tidak najis. Dalilnya ialah Allah s.w.t. menghalalkan orang Islam makan makanan Ahli Kitab. Sebahagian ulamak dari kalangan mazhab az-Zohiri berpendapat tubuh badan mereka adalah najis. Asy’ath melaporkan al-Hasan al-Basri berkata sesiapa yang berjabat tangan dengan musyrikin,hendaklah dia mengambil wuduk selepas itu.

Al-Qurtubi, di dalam tafsirnya al-Jami’ li-Ahkam al-Quran melaporkan bahawa Ibn ‘Abbas r.a. berkata yang najis itu kesyirikan yang menjadi pegangannya, bukan tubuh badannya.

Kedua: Larangan keatas mereka menghampiri Masjid al-Haram. Sehubungan dengan larangan ini, al-Qurtubi telah membincangkan beberapa isu:

i. Maksud Masjid al-Haram. Yang dimaksudkan dengan Masjid al-Haram adalah seluruh tanah haram. Belaiu telah menyebutkan pendapat ‘Ato’ bahawa orang musyrik diharamkan memasuki tanah haram seluruhnya. Apabila mereka datang sebagai utusan, mereka hendaklah menunggu di luar dan pemimpin Islam (sekiranya bertapak di dalam kawasan tanah haram) mesti keluar menemui mereka dan mendengar apa yang mereka bawa. Sekiranya mereka menyusup masuk, kemudian mati, hendaklah digali kurburnya dan dikeluarkan tulang-tulangnya. Tidak halal bagi mereka sama ada bermastautin atau lalu larang di dalam kawasan tanah haram Mekah.
adapun Semenanjung Arab yang tidak termasuk kawasan tanah haram, maka Imam Malik dan asy-Syafi’e berkata mereka tidak boleh tinggal di dalamnya tetapi tidak dilarang dari memasukinya sebagai musafir.

ii. Hukum orang kafir memasuki masjid, sama ada Masjid al-Haram atau lain-lain. Imam al-Qurtubi telah mengemukakan lima pandangan ulamak mengenainya:

a. Pendapat Ahli Madinah: Larangan yang disebut di dalam ayat ini merangkumi semua golongan musyrik dan semua masjid. Dalil mereka adalah:
- Surat yang ditulis oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz kepada gabenornya. Di dalam surat itu turut dimasukkan ayat ini (At-Taubah:28)
- Firman Allah yang bermaksud “(Nur hidayat petunjuk Allah itu bersinar dengan nyatanya terutama sekali) di rumah-rumah ibadat yang diperintahkan oleh Allah supaya dimuliakan keadaannya dan disebut serta diperingat nama Allah padanya; di situ juga dikerjakan ibadat mensuci dan memuji Allah pada waktu pagi dan petang.” (An-Nur:36). Masuknya orang kafir ke dalam masjid adalah bertentangan dengan suruhan memuliakannya.
- Hadis yang terdapat di dalam Sahih Muslim dan lainnya bermaksud: “Sesungguhnya masjid ini tidak selayaknya ada kencing dan sebarang kekotoran” , sedangkan orang kafir tidak terlepas daripadanya.
- Nabi s.a.w. bersabda maksudnya: “Tidak dihalalkan masjid untuk orang haid dan junub”, sedangkan orang kafir berjunub.
- Firman Allah di dalam ayat di atas yang bermaksud: (Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis). Allah telah menyatakan mereka adalah najis. Najis di sini sama ada diri mereka atau mereka tidak mengamalkan hukum bersuci. Walau apapun maknanya, menghalang mereka dari memasuki masjid adalah wajib kerana illah najis itu ada pada mereka dan kehormatan masjid tidak boleh diabaikan.
b. Imam asy-Syafi’ei berkata: orang musyrik yang disebut di dalam ayat ini merangkumi semua golongan kafir, manakala masjid pula adalah khusus kepada Masjid al-Haram. Oleh itu mereka tidak dilarang memasuki masjid-masjid yang lain daripadanya.
c. Abu Hanifah dan sahabat-sahabatnya berkata orang Yahudi dan Nasrani tidak dilarang dari memasuki Masjid al-Haram dan lain-lain. Yang dilarang dari memasuki Masjid al-Haram hanyalah musyrik penyembah berhala sahaja.
d. Al-Kiya at-Tobariy berkata menurut Imam Abu Hanifah, orang zimmi harus memasuki semua masjid tanpa keperluan (hajat), sedangkan Imam asy-Syafi’ei berkata keharusan adalah mengikut keperluan. Sungguhpun begitu Masjid al-Haram tetap tidak harus bagi mereka memasukinya walaupun ada hajat.
e. Pendapat ‘Ato’ bin Rabah: Seluruh tanah haram adalah qiblat dan masjid, maka tidak harus bagi mereka memasuki seluruh tanah haram berdasarkan firman Allah yang bermaksud: “Maha Suci Allah yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam (di Mekah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.” (Al-Isra’:1). Di dalam ayat ini Allah menyatakan Nabi di bawa dari Masjid al-Haram, sedangkan baginda diangkat dari rumah Ummu Hani. Ini menunjukkan seluruh tanah haram adalah masjid.

Saturday, November 14, 2009

JAULAH BINTULU (4) – Bahagian akhir

Dalam sesi ‘sharing’ ini kami berkongsi pengalaman kami yang ikut usrah dan bawa usrah sejak zaman muda sehingga kini (in reality pengendalian usrah kami pun bukan ‘smooth sailing’, ada juga fasa turun naik). Namun bak kata pepatah aktivis dakwah, jika kamu tidak mampu buat semua janganlah kamu tinggal kan semua. Antara tips perkongsian ialah cara dan teknik ‘conducting usrah’, adabiyat dan tertib usrah, elemen yang perlu ada dalam usrah (bukan hanya cerita perkara semasa, kerana biasanya bila berbicara pasal kisah2 semasa, kisah politik atau kisah ‘matahari’ semua mata jadi segar!....hmmmm…..‘joke’ matahari hanya orang Bintulu sahaja yang faham.

Thiqah dan muwasofat naqib sipembawa usrah juga penting dan perlu dipupuk, demikian juga masa optimum yang digunakan dalam ber usrah, tidak terlalu lama sehingga membosankan dan membebankan anak anak usrah.

Pokok pangkalnya usrah mestilah dimulakan dengan tautan hati (hubb fillah dan ukhuwah) dan memperuntukkan masa 2 jam seminggu sebagai wadah bermuayashah dengan anak2 usrah. Ikhlaskan niat mohon dan berdoa kepada Allah agar Allah berikan kelapangan masa dalam kesibukkan mencari ‘maisyah’ (kehidupan) dan memenuhi tangungjawab kepimpinan.

Allah akan permudahkan urusan. Tips zikir kecil ialah Baca 100 kali istighfar, 100 kali tahlil dan 100 kali selawat atas nabi dikala terdesak dan buntu untuk lepaskan sesak didada dan serabut dalam kepala.

Usrah ini lah sebenarnya yang membuat kami/kita semuanya masih berada di jalan dakwah, jika kita/kami tidak ada usrah, mungkin lama dah kita/kami tenggelam dan hilang dari dunia dakwah ini.

……… sehinggakan semasa hendak menubuhkan syarikat sendiri lebih 15 tahun yang lampau, nama syarikat pun berbau usrah > Usrahlite Engineering Sdn Bhd…..:)


Program ‘sharing session berakhir’ hampir 12 malam. Para peserta bengkel ini semuanya kuat semangat dan mata sentiasa segar dan cerlang, tidak mudah mengalah walau dalam keadaan bekalan elektrik terputus beberapa kali apabila guruh berbunyi. (Agaknya ‘earthing system’ BK kena di check atau ganti baru).

Tindakan susulan selepas ini ialah semua ahli aktif dan AJK ‘Wajib’ bawa usrah dan ini berkuatkuasa serta merta dalam misi memenuhi KPI menambahkan ahli sekaligus menghidupkan kembali ruh ‘jihad’ para aktivis dakwah yang ‘menganggur’.

Usrah sebagai tarbiyah zatiah dan tarbiyah jamaiah mesti berjalan serentak dengan tarbiyah ‘midaniyah’. Sebenarnya akhi Yacop yang beriya iya benar agar semua AJK nya bawa usrah kerana takungan Mad’ u baru Bintulu yang terhasil dari 3 kali KBM perlu disantuni secepat mungkin.

Pagi pagi Isnin jam 7.00 pagi Akhi Yacop (he is a very punctual type of person) telah muncul di loby hotel untuk membawa kami ke airport . Selepas ‘check in’ kami sempat bersarapan bersama Ustaz Ali sementara menunggu masa berlepas . Sesi muayasyah disambung lagi dengan sesi perkongsian dakwah di Sarawak khususnya di Bintulu dan Kuching oleh ustaz Ali Fathullah sehinggalah kami berpisah pada jam 9.15 pagi untuk ‘take off’ jam 9.35 pagi.

Kami mengucapkan jazakumullah khairan kathira dan berbanyak terima kasih dan sayang kepada semua kepimpinan JIM/WJIM Bintulu terutama Akh Yacop/Akh Anwar yang sentiasa bersama kami sepanjang kami berada disana. Kami memang rasa sungguh ‘honoured’ kerana YDP JIM Bintulu sendiri ‘took the trouble’ to layan kami dengan layanan ‘first class’. Nilai masa beliau yang diuntukkan bersama kami memang tidak dapat dizahirkan dengan kata kata. Without him we won’t be able to have that very wonderful jaulah and fantastic muayasyah with WJIM/JIM Bintulu.

Kalau ada jarum yang patah
jangan disimpan di dalam peti,
kalau ada silap dan salah
jangan disimpan di dalam hati.

Bak kata naqib kita , perkara yang baik dan ada manfaat nya, itu semua adalah dari Allah, kalau ada kelemahan sana sini adalah datang dari kelemahan diri kami sendiri dan kami sentiasa memohon ampun dari Allah swt.

Akhirnya kami berlepas meninggalkan bumi kenyalang dengan penuh rasa syukur kerana ada ‘pahlawan-pahlawan hebat’ yang bersilat tanpa jemu disitu yang perlu disantuni selalu dan secara berterusan. Muayasyah bersama mereka selama dua hari menambah dalam kan lagi rasa ukhuwwah, mahabbah dan empati terhadap perjuangan mereka yang sentiasa turun naik dalam mengoperasikan dakwah yang sangat mencabar di bumi kepelbagaian agama dan etnik dimana umat Islamnya tak sampai 30%.

Cabaran baru mereka ialah bagaimmama hendak melibatkan pemuda dakwah yang pulang dari luar negara. Mereka aktif dan telah terlibat semasa diluar negara tetapi tidak mahu mengaitkan diri dengan ‘dakwah jamaiah’ yang ada dibumi Sarawak. Mereka enggan menaiki ‘karavan dakwah’ yang kita tawarkan kepada mereka. Kita perlu fikirkan bersama bagaimmama tenaga tenaga muda yang bersemangat ini yang telah mendapat tarbiyah di ‘re-tune’ kembali agar dapat di bawa bersama untuk mensemarakkan dan memarakkan dakwah di bumi kenyalang.

Semasa dalam k/terbang Air Asia, terbaca in flight magazine mengenai pembuatan kapal oleh orang Makasar bertajuk “Untainted tradition”. …Barisan kata kata ini menjentik inspirasi mama……..”They build the ships without blue prints, hightech equipment or modern applications and yet these vessels are much ‘sought after’ and lasted for 10 years and sail confidently across the great seas. The shipbuilders believe that the ships are made from the ‘heart’ and the ‘care’ they invest in the process is part of the reason why their ships are so ‘valued’. When the ship is complete, sailing the ships guided only by the the moon and the stars to their owners.. Mama berkata dalam diri sendiri, alangkah bagusnya kalau mama dapat melakukan sebaik ini untuk membina anak-anak usrah mama. So the essence of lively usrah apart from taujihat dan ‘mutabaah amal’ are the quality time spent and the caring plus loving hearts…. ………….


Thank You Allah. Semoga Allah merahmati dan meredhai usaha kita semua. Sama-samalah berdoa agar kita istiqamah dan sentiasa memperbaharui iltizam kita dalam dakwah ini.

Jaulah Bintulu (3)

Selepas maghrib akhi Anwar dan zaujahnya ukhti Jamilah menjemput kami unutk bersama sama pergi ke rumah Akhi Yacop. Akhi Yacop dan zaujahnya Ukhti Haziah menjamu kami makan malam yang sedap menjilat jari i.e nasi Arab dan nasi putih berlaukkan ikan kukus, siput sedut masak hitam,sup ayam, sambal belacan dan lain-lain. Farewell Dinner ini juga disertai oleh Akhi Ustaz Ali Fathullah dan isterinya Ukhti Ustazah Nida, demikian juga Ukhti Zahirah zaujah akh Faiz Sahari, akhi Faiz dan akhi Roslan tidak dapat hadir kerana ‘on call’ for the night duty@ plant.

Selepas menjamu selera kami bergegas ke dewan Brilliant Kindy untuk meneruskan sesi terakhir iaitu sesi ‘Revisit’ and ‘Sharing’ kaedah pengendalian usrah yang berkesan. Pada mulanya akhi Yacop cadangkan untuk buat TOT nuqaba’ tetapi oleh kerana last minute notice, beberapa orang tidak dapat hadir kerana ada meeting lain dan pergi kerja malam ‘on call’ maka sesi ‘sharing’ pun dijalankan dalam suasana santai penuh mahabbah bersama AJK JIM/WJIM yang aktif. Tujuan nya untuk memperkasakan institusi usrah sebagai satu komponen penting dalam tarbiyah untuk menggerakkan dakwah dan merealisaikan RJIM2.

Penekmaman: Tarbiyah bukan segala-galanya tetapi segalanya bermula dnegan tarbiyah. Tarbiyah dan usrah adalah our ‘trade and tradition’. We have to do it from the heart and fullheartedly, doing is believing.

Konsep Tarbiyah ditekankan, ie bukan hanya ‘usrah’ semata-mata. Namun usrah adalah modul wajib dan penting yang ‘mesti’ dilaksana dalam pembentukan, pemantauan dan pemeringkatan ‘muwasafat’ para aktivis dakwah aka kader. Pengendalian usrah mesti dipantau dan di evaluasi agar kita dapat memastikan usrah kita basah dan terus hidup.

Usrah yang berkesan mesti dilengkapi dengan komponen Tarbiyah yang 3 serangkai, tarbiyah zatiah (amal fardi yang membentuk karakter & keperibadian para dai’), tarbiyah jamaiyah (usrah, halaqah, daurah, mukhayam, jaulah etc) dan tarbiyah midaniyah (turun padang & program luar lingkaran). Apabila salah satu komponen tarbiyah ini di kurangkan penekanan nya maka berlaku sunnatullah ‘kemunduran’, walaupun telah melalui masa dakwah yang panjang namun keahlian jamaah (aktivis), tidak berkembang dengan marak dan kita akan mendengar keluhan demi keluhan yang mengatakan ”Kita tidak cukup orang (aktivis) untuk buat kerja”. Kadangkala apabila fenomena ini berterusan aktivis yang ada akan merasa terkorban atau jadi korbani ’burnt out’ dan kelelahan ini menghasilkan fenomena baru yang dikenali sebagai ’taaban’ yang kalau tidak dibantu dan disantuni akan menjadikan mereka ’futur’ dan hilang ibarat buih dilautan..

Mengikuti usrah tidak banyak masalah sangat bagi mereka yang telah mula merasai halawah Islam, Iman dan harakah. Tetapi membawa usrah tidak ramai aktivis yang hendak lakukan kerana membawa usrah memang berat dan perlukan komitment dan pengorbanan yang tinggi terutama bagi mereka yang menjadi AJK dan memegang jawatan kepimpinan yang terlibat dengan titik bengik ‘pengurusan’ organisasi.

Membawa usrah perlukan persediaan ilmu (termasuk teknik, kaedah usrah yang berkesan dan kemampuan memberi pengisian ilmu yang mengesankan, kata setengah orang usrah yang basah) dan pendedahan fiqh haraki, perlukan masa utk prepare bahan usrah, perlukan masa untuk santun, monitor, follow up anak-anak usrah, perlukan masa untuk muayasyah dan mendengar permasalahan dan ‘trouble shooting’, perlukan masa dan kebijaksanaan dalam penilaian dan pemeringkatan anak anak usrah. Usrah juga pelukan thiqah, thiqah dibina dari hubb kasih sayang yang dirasakan dan keperihatinan yang diempatikan, ini semua memerlukan masa aka time consuming. So masa/time is the essence. Adakah kita mempunyai masa untuk dilapangkan? Namun akhi Roslan berkata, macammama Akhi Naib Presiden Zairul boleh ada banyak masa untuk dakwah sedangkan beliau merupakan seorang Senior manager di Petronas ya?..Tang tu kena tepuk dada tanya selera imaniyah…..

Ada yang menyuarakan masalah membawa usrah berkait rapat dengan confident diri dan ilmu yang hendak disampaikan. Confident diri berkait rapat dengan Ilmu dan Ilmu boleh ditingkatkan dengan cara menghadiri halaqah secara regular, daurah, kelas kelas mingguan ustaz dimasjid-masjid, melalui perbincangan dan perkongsian dengan murobbi.Ilmu juga boleh ditingkatkan melalui pembacaan – mungkin kena buat resolusi 1 buku dibaca dua atau 3 bulan dan dibawa dalam perbincangan usrah? Kita bawa usrah ikut tahap kemampuan dan keilmuan yang digarap sepanjang perjalanan dalam dakwah yang bertahun tahun lamanya.

JAULAH BINTULU..(2)

Pada pagi Ahad Akhi Yacop dan akh Roslan (setiausaha JIM Bintulu) membawa kami bersarapan pagi mee ‘kolok’ dan roti cmamai di Restoran Srikandi dan tak lama kemudian akhi Anwar menyertai kami bersarapan bersama. Isu Bai’ah pemimpin PAS yang akan menceraikan isteri dengan talak tiga jika melompat parti menjadi topik perbualan di meja makan kami. Apakah pandangan kita dan perlukah kita membuat pendirian atau komen mengenai isu ini? Terserah kepada kita semua. Kisah Dr MAZA yang banyak menimbulkan kontroversi belum sejuk, kini timbul pula isu Bai’ah talak 3. Namun kami sempat juga memberikan komen selari, kita peru meletakkan neraca Islam yang syumul diatas segalanya, bukan meletakkan ‘politik’ di atas segalanya. Pertimbangan ini mesti mengambil kira kesan terhadap institusi keluarga yang merangkumi isteri dan anak anak serta mesti mengambil kira hukum fiqh munakahat dan yang berkaitan dengannya. Yang ini kita kena tanya sama Mufti.


Tamat sarapan pagi, Akhi Yacop dan Akh Roslan membawa kami berjalan jalan keliling kota Bintulu dan singgah ke pasar Tamu. Pasar tamu merupakan pasar rakyat yang menjual berbagai hasil mahsul & makanan tradisional Bintulu/Sarawak. Kami membeli Madu Bintulu yang menurut orang Sawarak the best madu of Sarawak is produced in Bintulu. Masa kebersamaan dalam sesi sarapan pagi dan jalan jalan keliling kota Bintulu sepanjang pagi itu merupakan satu sesi muayasyah santai yang amat bermakna dan perkongsian fikrah dakwah dan tarbiyah yang sungguh berharga antara kami. Dari perbincangan ini dirancang satu lagi bengkel perkongsian pengoperasian usrah dan tarbiyah dengan para aktivis yang hendak diadakan pada sebelah malam nya.

Pada jam 2.00 petang bermulalah program ihtifal Tadika Brilliant Kindy(BK) yang gilang gemilang. Brilliant Kindy adalah projek pendidikan pra sekolah WJIM Bintulu/Sarawak dan telah berkembang dengan maju sejak 5 tahun yang lalu yang diterajui oleh Guru Besarnya Ukhti Noor Azzah yang terserlah kegigihan dan dedikasinya. AJK JIM/WJIM serta para sukarelawan bertungkus lumus membuat persiapan sejak dua minggu sebelum acara bermula. Ukhti Zahirah (AJK WJIM Bintulu) menjadi pengerusi majlis dan Ukhti Haziah memberikan ucapan aluan Lembaga Pengarah Tadika merangkap KW JIM Bintulu.

Mama menyampaikan ucapan perasmian bertajuk : ”Bintang kecil hari ini pemimpin hari esok”. Sayang sekali ceramah itu agak panjang dan penyampaian mama agak ‘menggelabah’. Mama sempat memohon maaf kepada YDP JIM Bintulu dan Lembaga Pengarah Tadika kerana ‘performance’ yang kurang impressive.

Sebagai maklumat tambahan, pengurusan Tadika aliran Inggeris ini melibatkan kos yang tinggi maka yuran nya agak tinggi jika dibandingkan dengan Tadika Islam yang lain. Sebagai perbandingan Tadika An Nur yurannya antara RM30-40 sebulan manakala Tadika BK yurannya RM150 sebulan. Maka tidak hairan lah kebanyakan ibu bapa yang menghantar anak-anak ke Tadika ini adalah terdiri dari kakitangan PETRONAS dan pegawai kerajaan/swasta kelas menengah. Namun demikian komitment aktvis yang sangat tinggi menjadikan Tadika ini maju dan boleh terus cemerlang dan menjadi Tadika pilihan yang di ‘sought after’ oleh ibu bapa. Semoga Tadika BK akan terus berkembang dan bakal melahirkan pemimpin masa depan umat.

Satu perkara yang menarik disini ialah salah seorang pelajar nya merupakan Non Muslim bernama Abishek. Ibunya terbang khas pulang dari Qatar (suaminya bekerja dismama) untuk menyertai Ihtifal mamaknya. Abishek telah mengetahui dan amalkan beberapa amalan fardi muslim seperti selok belok ambil wuduk, solat, mengaji dan hafal beberapa ayat pendek dan nampak bersemangat bersama mendendangkan nashid Islami bersama rakan rakan mereka. Selama setahun Abishek hidup sebagai anak Islam disini. Tujuan ibunya menghantar Abishek ke Tadika ini ialah untuk ‘familiarise’ dengan suasana budaya dan bahasa Arab sebagai persedian mental apabila dia mengikuti ibu bapanya ke Qatar nanti. Namun Abishek bukan setakat tahu ibadah ritual, adab Islami dan bahasa Arab, tetapi dia mengamalkan nya sekaligus bersama kawan-kawannya se tadika. Pada hari ihtifal ini Abishek mengambil bahagian dalam acara pentomin kisah nabi Musa dan interestingly watak yang diberikan kepadanya ialah watak Fir’aun. Syabbas WJIM Bintulu/Sarawak atas usaha gigih ini yang secara tidak lansung memberitahu kepaad kita semua bahwa DMM (Dakwah Masysrakat Majmuk) boleh bermula dari peringkat seawal Tadika. Bahasa inggeris sebagai Medium of instruction di Tadika Islam seharusnya dirancak dan diterajui oleh Wanita JIM ke seluruh negara. Program berakhir pada jam 5.30 petang.

Wednesday, November 11, 2009

JAULAH BINTULU..(1)

Alhamdulillah dengan rahmat Allah jaulah Bintulu 7-9 Nov 2009 telah meninggalkan satu pengalaman manis yang tidak akan terlupakan InsyaAllah buat kami berdua. Jaulah ini adalah inisiatif WJIM Bintulu yang menjemput mama sebagai wakil WJIM Pusat untuk merasmikan Majlis Ihtifal Tadika Brilliant Kindy pada 8 Dec 2009. Mama ditemani oleh papa aka Akhi Mohd Esa Ibrahim.

Sebaik sahaja menerima jemputan, mama mohon pandangan dari JKPW yang sekaligus melontarkan beberapa cadangan agar pemergian ke Bintulu digunakan sebaik mungkin.

Akhi Yacop (YDP JIM Bintulu) dan Akhi Anwar (Bendahari JIM Bintulu) menyambut kami di pagi sabtu di Air port Bintulu dan bersarapan pagi Laksa Sarawak (Rasanya ada sedikit persamaan dgn laksa Johor) di Azzah Pon cafe. Sambutan dan layanan ikhwah/akhawat disana sungguh luarbiasa. Kami ditempatkan di 4**** Star New World Suites Hotel @ Park City Commercial Square, Jln Tun Ahmad Zaidi, Bintulu with full facilities of a Business Center. We stayed there for 2 nights and we had an excellent time at the hotel.The room's modern & chic furnishing, comfy bed, free wi-fi, flat screen LCD TV, rainfall style shower and full length mirrors, waduhhhh nearly makes me don't want to leave the hotel room. Namun mama katakan kepada akhi Yacop, next time kalau kami datang lagi ke Bintulu kami lebih suka jika dapat bermalam di rumah ikhwah atau akhawat agar dapat bermuayasyah lebih sikit dan penuh bermakna.

Sesi pertama bersama WJIM Bintulu dimulakan selepas solat Zohor di Dewan seminar Brilliant Kindy. Sesi ini merupakan bengkel perbincangan pengoperasian Perancangan Strategik RJIM2 dalam tajuk spesifik, TERAS 2 - SOKONGAN MASYARAKA, ia itu Membina, meluas dan mengukuhkan sokongan masyarakat kepada Islam. Perbincangan terfokus pada pecahan 2.2 – Wanita dan pecahan 2.3 - Remaja. Semua JK Wanita JIM Bintulu hadir, Ukhti Haziah memakai 2 topi, i.e KW JIM Bintulu juga TKW WJIM Sarawak. Ketua WWJIM Sarawak Ukhti Zaiton tidak dapat hadir kerana ada program yang telah di tetapkan lebih awal.. Bengkel ini memfokuskan kepada KRA dan KPI yang ‘boleh’ dilaksanakan i.e “doable” dengan mengambil kira realiti Bintulu dan Sawarak yang besar saiznya berbanding bilangan ahli aktif yang terhad, takungan dan networking yang sedia ada dan kemampuan JK dan ahli yang akan mengoperasikan nya.

Sesi kedua pada malamnya bermula selepas maghrib dengan jamuan selera rakyat, wahhhhh….boleh dikatakan semuanya yang terhidang adalah makanan tradisi, umai, bubur pedas, ikan kukus tiga rasa, lemiding, sambal belacan Bintulu yang dimakan dengan bubur pekat sagu (ada nama khususnya tidak ingat). Berbicara mengenai belacan teirngat kata-kata pegawai imigresen di Bintulu airpot, the best Belacan in Malaysia is Bintulu’s Belacan.

Makanan terfamous Sarawak dan memang hanya terdapat di Sarawak iaitu UMAI, ikan fresh yg direndam dgn jus limau, bawang and cili.Dlm bahasa Melayu-Sarawak bunyi pronounciation macam U-MEI. Dikatakan umai ini makanan yg berasal dari kaum Melanau. Ukhti Jamilah (isteri akh Anwar) sempat cerita sikit mengenai penyediaan umai ni. Bahan utama ialah ikan segar (lupa pula nak tanya ikan apa yang digunakan pada malam tu). Hanya isi ikan yang diambil dan semua tulang-tulang dibuang bersih. Isi ikan yang dipotong kecil2 dicampurkan bawang merah, bawang besar, bawang putih, cili, jus limau kasturi halia and kulit limau dan garam & gaul hingga sebati. Umai ini memang sedap dijadikan appetizer, ikan segar yang hanya ’masak’ oleh kesan ‘asidic’ dari limau (maknanya masak tanpa api), agaknya ala ‘sushi’ orang jepun. Sushi Sarawak ini lebih sedap.

Selepas dijamu dengan makanan eksotik rakyat Sarawak program ceramah umum diberikan oleh papa, akhi Mohd Esa dengan tajuk “Dakwah dan peranan Du’at”. Program selesai hampir jam 12 malam. Hadirin terdiri lebih kurang 25 orang dari ahli JIM dan rakan JIM Bintulu. Turut hadir ialah Murobbi JIM Bintulu Akh Ustaz Ali Fathullah. Ceramah umum ini diselangselikan dengan soal jawab dan perkongsian pengalaman dakwah sepanjang lebih 30 tahun.

Tuesday, October 13, 2009

Jauh berjalan luas pandangan

Apa erti saya merantau ke luar negara?
September 29, 2009 by abidfana

Dalam sepotong syair, Imam al-Shafie r.a. pernah bermadah:

ما في المقامِ لذي عقلٍ وذي أدبِ مِنْ رَاحَة فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِبِ

سافر تجد عوضاً عمَّن تفارقهُ وَانْصِبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ

إني رأيتُ وقوفَ الماء يفسدهُ إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ

والأسدُ لولا فراقُ الأرض ما افترست والسَّهمُ لولا فراقُ القوسِ لم يصب

والشمس لو وقفت في الفلكِ دائمة لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ

والتَّبْرَ كالتُّرْبَ مُلْقَى في أَمَاكِنِهِ والعودُ في أرضه نوعً من الحطب

فإن تغرَّب هذا عزَّ مطلبهُ وإنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كالذَّهَبِ

Dan tiadalah duduk setempat bagi orang cerdik dan beradab itu dianggap sebagai rehat

#Tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah,

Berkelanalah, engkau akan dapat pengganti orang yang kamu tinggalkan

# Berusahalah, kerana keindahan hidup itu ada pada berpenat-penatan.

Aku melihat air yang tenang bertakung, mencemar kandungannya sendiri

# Sekiranya ialah mengalir, ia akan baik, sekiranya ia tidak mengalir, tercemar.

Singa sekiranya tidak keluar daripada kepompong dunianya, nescaya tidak akan dijinakkan

# Anak panah, kalau tidak berpisah dengan busurnya, nescaya tidak akan mengena sasaran.

Matahari sekiranya tidak bergerak daripada orbit selama-lamanya

# nescaya akan bosanlah manusia, Arab dan ‘Ajam

Emas hitam (di dalam tanah lombong lagi) adalah sama seperti tanah biasa sekiranya tidak dikeluarkan

# Dan kayu ‘aud (dibuat minyak wangi/gaharu-sic) sekiranya kekal di tanah, maka samalah seperti kayu biasa.

Jika (kayu ‘aud) itu dikeluarkan, maka hebat dan tinggilah permintaannya

# dan jika (emas tanah hitam) itu dikeluarkan, maka hebatlah ia seperti (menjadi) emas.

Syair ini mengingatkan saya kepada beberapa perkara. Pertamanya, ialah Al-Marhum Tuan Guru dan bapa angkat saya semasa di KISAS, Ustaz Harun. Beliau mengajar subjek balaghah dan adab. Semasa di asrama, saya amat rapat dengan beliau, dan semasa di kelas, subjek beliaulah yang saya tak pernah ponteng. Syair ini diperkenalkan beliau kepada saya, dihafal kemas, dan dijadikan alunan sebelum saya merantau ke luar negara.

Keduanya, syair ini mengingatkan saya kepada kehebatan Imam al-Shafie r.a.. Sekiranya anda boleh memahami bahasa tulisan saya, saya yakin majoriti anda mengikut mazhabnya. Imam al-Shafie adalah imam yang kreatif dalam menyampaikan dakwah, antara menggunakan syair sebagai platform penyampaian. Dan Imam al-Shafie juga terkenal dengan kecekalannya merantau semata-mata untuk menggandakan ilmu pengetahuannya.

Ketiga, syair ini mengingatkan saya kepada bulan September di UK, di mana manusia dari seluruh dunia akan berpusu-pusu masuk ke negara ini, meninggalkan kampung halaman, untuk menimba ilmu pengetahuan. Saya dan komuniti Melayu Aberdeen sejak minggu lepas agak sibuk melayan pelajar-pelajar baru. Pada hari raya pertama sahaja, kami terpaksa pergi 2 kali ke lapangan terbang untuk menjemput mereka.

Apa pun, pokok pangkalnya ialah Islam itu amat sinonim dengan ilmu. Wahyu pertama turun kepada nabi Muhammad adalah dengan anjuran bacaan, iaitu wasilah ilmu. Dan ilmu itu dalam mengejarnya, tidak dapat lari daripada meninggalkan kampung halaman. Walaupun kata-kata ‘Tuntutlah ilmu hingga ke negara China’ itu adalah hadith palsu, akan tetapi tuntutannya itu adalah benar. Nabi sendiri meminta para sahabat meninggalkan tanah air dan belajar ilmu serta bahasa asing. Imam Bukhari pernah merantau lebih 8,000 kilometer semata-mata untuk mendengar dan menilai sepotong hadith sahaja. Imam Shafie merantau ke seluruh bumi Hijaz dan Sham sebelum layak menjadi Imam Mujtahid, sama seperti Imam Mazhab yang lain.

Dunia antara 700 hingga ke 1500 M menyaksikan perkembangan ilmu sains dan sastera. Atas tuntutan Islam, para ilmuan Muslim telah merantau dan menggali khazanah ilmu di setiap wilayah yang mereka terokai untuk pasaran dakwah. Mereka menimba ilmu daripada peradaban Mesir, Iraq, Greek, Parsi, India dan Asia Jauh, lalu meletakkan roh Islam di dalam ilmu tersebut.

Menurut Dilnawaz A. Siddiqui, perkembangan ini telah mencetuskan fenomena letusan ilmu pengetahuan di negara Islam terutamanya pada penghujung era Ummayah dan di zaman kemuncaknya pada zaman Abbasiyyah. Lahirnya cendiakawan seperti Jabir Ibn Hayyan (pengasas ilmu kimia moden), Abu Yusuf al-Kindi (falsafah sains Arab), Al-Khwarizmi (algebra), Al-Razi (pakar perubatan, kajian terhadap campak), Abu Ali Ibn Sinna (bapa perubatan moden) dan Abu Rayhan Al-Bairuni (pakar matematik dan geografi) merancakkan lagi letusan tersebut.

Semua itu adalah kesungguhan mereka merantau dan menimba ilmu pengetahuan.

Kadang-kadang, seorang ilmuan Islam akan menguasai lebih daripada satu bidang. Contohnya, Abdul Wahid Ibn Rushd, beliau ialah pakar di dalam perubatan, syari’ah dan juga perbandingan undang-undang. Tidak dilupakan juga Abu al-Hasan Al-Mas’udi, pakar di dalam sains, sejarah, antropologi, geografi dan geologi.

Menurut M. Basheer Ahmed, ketika itu ramai orang-orang Eropah yang hidup dalam era kegelapan, datang dan menimba ilmu pengetahuan daripada pusat pengajian Islam. Mereka mempelajari bahasa Arab, dan membawa buku-buku teks Arab ke Eropah untuk rujukan di perpustakaan mereka. Dengan sebab itulah kita dapat banyak melihat banyak buku-buku lama Arab di dalam simpanan kutubkhanah Eropah. Di UK, anda boleh melihat di British Library, betapa banyaknya koleksi kitab-kitab lama Arab di dalam simpanan mereka. Bagi yang berada di Scotland, boleh melihat sendiri khazanah kitab lama di Perpustakaan University of St Andrews (masih disimpan walaupun tiada lagi kursus pengajian Islam di universiti tersebut). Sementara di Ireland pula, anda boleh pergi ke Chester Beatty Library di tengah bandar Dublin untuk melihat betapa banyak dan pelbagainya khazanah ilmuan Islam yang dipamerkan.

Selain itu, banyak juga istilah-istilah sains dalam bahasa Arab, telah di’English’kan. Antara yang masyhur ialah kimia, fizik, kornea dan macam-macam lagi. Bahkan istilah ‘medicine’ sendiri sebenarnya berasal daripada perkataan bahasa Arab midad Ibn Sina (dakwat pena Ibnu Sina). Semua kecemerlangan ini adalah kesan daripada kesungguhan cendiakawan-cendiakawan Muslim yang sanggup berkorban apa sahaja, merantau dan berkelana, demi menimba khazanah ilmu pengetahuan dari seluruh pelusuk dunia.

Kini zaman telah berubah. Kegilangan ilmu pengetahuan kini dipegang oleh masyarakat Eropah atau barat secara umumnya. Ini adalah realiti semasa yang tidak dapat ditolak lagi, kalau tidak, masakan ramai sungguh manusia berbondong-bondong datang ke sini untuk menimba ilmu. Rujukan-rujukan utama dan laporan kajian terkini daripada pengkaji yang berkredibiliti juga banyaknya hanya boleh diperolehi daripada dunia akademik barat. Rakyat Malaysia juga tidak terkecuali daripada fenomena ini. Tidak kiralah, sama ada kos belanja yang agak tinggi, atau kesukaran mencari penaja, atau krisis ekonomi yang meruncing, setiap tahun akan ada pelajar Malaysia yang datang ke sini.

Apa yang berlaku sekarang di Eropah, itulah yang berlaku di dunia Islam suatu masa dahulu. Pusat ilmu telah beralih daripada dunia Islam ke dunia barat. Kalau dahulu, dunia barat mengharapkan bantuan daripada dunia Islam untuk memajukan bangsa mereka, akan tetapi yang berlaku kini sebaliknya. Mungkin ini adalah jawapan ringkas kepada persoalan saya, apa erti saya merantau ke luar negara, iaitu saya ingin belajar untuk memajukan bangsa saya. Kalau begitulah jawapannya, maka samalah kita dengan John, Edward, Samantha, Marry atau Glen yang mungkin suatu masa dahulu pernah belajar di dunia Islam. Akan tetapi, sebagai Muslim, persoalan ini perlu dilihat daripada perspektif yang lebih halus. Atau dengan ayat lain, kita perlu menghalusi peranan kita sebagai pelajar apabila merantau ke luar negara. Antaranya:

1. Kelayakan belajar di luar negara menunjukkan yang anda mempunyai sedikit kelebihan berbanding rakan-rakan yang lain. Kelebihan itu boleh jadi dalam bentuk kecerdikan, kemampuan kewangan dan nasib baik. Justeru sewajarnya kelebihan itu diterjemahkan dengan kesungguhan di dalam kelas, kajian, peperiksaan, penulisan dan seumpamanya di dalam kehidupan akademik, bagi memastikan kita menjadi pelajar yang cemerlang.

2. Kecemerlangan bukannya perlu dilihat dari sudut keputusan peperiksaan semata-mata, tetapi ianya perlu diterjemahkan sebagai kita mempunyai kepakaran tahap tinggi terhadap bidang yang kita pelajari. Sekiranya anda belajar dalam bidang perubatan, bukannya semata-mata mendapat gred yang tinggi di dalam peperiksaan, tetapi perlu mencari peluang untuk terus menjadi pakar dalam pengkhususan yang dicari. Begitu juga dengan bidang kejuruteraan, senibina, geologi, perbankan dan lain-lain.

3. Ramai yang beranggapan belajar di luar negara di dalam bidang selain daripada pengajian agama, bermaksud kita belajar dalam sistem sekular. Saya tidak nafikan perkara itu. Akan tetapi menjadi satu kesilapan besar kalau pelajar yang berada di dalam sistem sekular, akan menghasilkan produk yang sekular juga. Yang pentingnya ialah bukannya persekitaran sistem pembelajaran, akan tetapi bagaimana kita meletakkan roh Islam di dalam bidang yang kita pelajari. Sebagai contoh, bagi pelajar kejuruteraan, banyak ayat di dalam al-Quran sebenarnya memberikan garis panduan terhadap bidang tersebut, seperti yang boleh dilihat di sini. Lantas sekiranya bertemu dengan ayat dan ilmu kejuruteraan yang saling berkait, hati mereka akan teringat Allah, lalu terpancarlah ruh Islam di dalam ilmu yang mereka pelajari. Begitu juga dengan ilmu perubatan, betapa banyak ayat al-Quran yang diturunkan 14 kurun yang lepas mengenai bidang tersebut, hanya terbukti kebenarannya dengan kajian moden.

4. Sekiranya berjaya meletakkan roh Islam di dalam sistem sekular, maka apabila masuk di dalam pasaran pekerjaan nanti, produk yang dihasilkan juga akan menjadi Islamik. Bagi penuntut senibina arkitek sebagai contoh, perlu dikaitkan bidang mereka dengan syariat Islam, agar segala hasil senibina mereka sejajar dengan piawaian fiqh Islam, dari sudut taharah, percampuran lelaki dan perempuan, kemudahan solat dan sumpamanya. Selain itu, saya juga berpandangan yang secara asasnya, tidak ada ilmu yang dinamakan ilmu sekular. Seperti di dalam artikel saya Islam tanpa Muslim, nabi Muhammad sendiri telah mengiktiraf bahawa apa sahaja kebijaksanaan yang ada, maka itu adalah barang cicir yang perlu direbut kembali oleh Mukmin. Ilmu itu bukan sekular, tapi ianya adalah Islamik. Yang mensekularkannya ialah pemegang amanah ilmu tersebut ketika ianya dipraktikkan di medan sebenar tetapi lari daripada tautan agama.

5. Hidup anda di perantauan tidak akan sempurna tanpa anda berkawan dengan Muslim tempatan dan dari negara lain. Inilah masanya anda melihat keluasan dan kepelbagaian pandangan di dalam fiqh Islam, lantas sepatutnya anda terdorong untuk meningkatkan lagi perbendaharaan ilmu agama anda bagi mencari hujjah terhadap amalan yang menjadi kebiasaan di kampung halaman. Di sinilah anda akan melihat kepelbagaian cara solat, khilaf di sebalik menyapu stokin ketika berwudu’, kebenaran menjamakkan solat di tempat permukiman dan seumpamanya, sesuatu yang mungkin di tanah air menjadi stigma untuk diperbincang apatah lagi untuk diamalkan.

6. Percaya atau tidak, ramai pelajar yang datang ke UK, menjadi insan yang lebih wara’ berbanding kehidupan mereka sebelum datang ke sini. Masakan tidak, sekiranya kita boleh mengelak diri daripada tarikan duniawi di sini, maka hati yang kosong akan diisi untuk mengingati Allah. Bagi sesetengah pelajar Malaysia, mereka lebih senang dengan suasana di sini. Contohnya, daripada aspek komitmen yang semakin berkurangan apabila berjauhan dengan keluarga, jumlah rakan yang sedikit, tiadanya kedai makan atau pusat membeli-belah yang buka hingga ke tengah malam (apatah lagi yang 24 jam), kos pengangkutan yang tinggi lantas mengehadkan pergerakan, dan seumpamanya.

7. Di UK, anda akan dapati di kebanyakan tempat, wujudnya pertubuhan pelajar atau masyarakat Melayu berasaskan Islam. Mereka meletakkan roh Islam di dalam program kemasyarakatan dan kebajikan masing-masing. Selain itu, di Jabatan Penuntut Malaysia London, ada sekumpulan ustaz dan ustazah yang bernaung di bawah Attache Pendidikan Ustaz Erfino melalui Council of Religious Leaders yang boleh dijadikan rujukan di dalam bab agama. Mereka sering diundang untuk memberikan pengisian. Dengan sebab itulah, saban tahun akan ada program himpunan berasaskan Islam, seperti di Ireland, Perhimpunan Ukhuwah Islamiyah Seluruh Ireland (PUISI), dan di UK adanya program FUIYO. Itu hanya sebahagian kecil contoh, banyak lagi penganjur dan program lain yang boleh diikuti, termasuklah kuliah online, usrah mingguan anjuran komuniti Malaysia, serta wacana Ilmiyyah. Sebagai pelajar yang beramanah meletakkan roh Islam di dalam diri mereka, sewajarnya program-program sebegini perlu dijadikan kelaziman.

8. Kemuncaknya, peranan seorang perantau yang menimba ilmu pengetahuan, sebenarnya telah disebut di dalam al-Quran:

وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوۤاْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari sebahagian kumpulan antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

(Al-Taubah:122)

Saya berpandangan yang para pelajar yang merantau ke luar negara, adalah termasuk di dalam kategori yang disebut di dalam ayat di atas. Kita mendapat keistimewaan, lapang masa daripada terlibat dengan kesibukan di tanah air, perlu memanfaatkan pilihan yang Allah berikan kepada kita untuk menjadi pakar dalam bidang pengajian masing-masing, perlu juga usaha untuk mendalami ilmu agama dan seni berdakwah. Tujuannya ialah, apabila pulang nanti, kitalah yang menjadi agen perubahan, memberikan inzar atau peringatan kepada masyarakat. Di sini adalah tempat yang amat subur untuk mempelajari seni berdakwah. Pastikan anda terlibat dengan aktiviti dakwah kepada penduduk tempatan, libatkan diri dalam dialog pelbagai agama, baca buku karangan orientalis dan sarjana barat bagi memahami Islam daripada perspektif mereka, dan bina pemikiran kritis untuk menjawabnya. InsyaAllah apabila anda pulang nanti, anda akan menjadi teknokrat dan du’at yang terkemuka, mampu menterjemah Islam itu sebagai rahmat untuk semua Muslim dan non-Muslim.

Akhirnya, saya yakin cadangan-cadangan saya di atas boleh dijadikan jawapan kepada persoalan terhadap apa erti saya merantau ke luar negara bagi seorang pelajar. Dan sebahagian contoh lagi mungkin menjawab persoalan, bagaimana caranya untuk mencapai erti tujuan tersebut. Kreatifkan diri anda untuk memenuhi tuntutan kita berhijrah meninggalkan kaum halaman

Sunday, October 11, 2009

ilal Liqa' Bintulu



................
...........

Alhamdulillah semalam pagi 10 okt 2009 telah selesai merasmikan MPWN Wanita JIM Sarawak di Bintulu dan sempat juga menghadiri MPN JIM Sarawak yang dirasmikan oleh S/U Agong, Akh Nahar. Rasa sungguh teruja apabila berjumpa dengan akhawat –akhawat Sarawak (local) yang bercakap fasih Sarawak….


4 Daerah Sarawak, Bintulu, Kuching Utara, Kucing Selatan dan Miri menghantar perwakilan ke MPWN. Memahami keadaan Sarawak yang sgt besar wilayah taruhan, namun ke hadiran perwakilan dari 4 daerah amat membanggakan. Apa yang ‘melegakan’ ialah perwakilan yang hadir terdiri dari muka lama dan muka baru. Yang lama or senior bersemangat nak ‘groom’ alias ‘rekrut’ yang baru dan yang baru bersemangat nak mewarisi & teruskan perjuangan org yang lama( senior). Syabbas! Disamping itu aktivis nya mula menampakkan keterlibatan akhawat local (sarawakian) , bak kata YDP Ustz Saudi, ini hasil kerja keras dan usaha mentajnid orang local dalam menggerakkan JIM Sarawak, sebab orang orang senanjung sooner or later akan balik ke Semenanjung….maka orang Sarawaklah yang tinggal….
..............

Jazakallah khairan katheera kepada akhi Roslan (mr tough guy c/w Stormnya ) kerana menjemput kami di Airport Bintulu dan juga pasangan suami isteri Akh Yacop dan Haz’iah (TKW WJIM Sarawak) yang menghantar kami pulang ke airport. Dalam perjalanan sempat pula singgah dan membawa kami menjamu selera di rumah terbuka ukh Zurainah (salah seorang ahli WJIM Bintulu). Alhamdulillah masakan ‘daging hitam’ salah satu masakan daging ‘ala Sarawak sedap dan menyelarakan. Masakan selanjutnya adalah masakan ala semenanjung sebab Zurainah berasal dari Cheras yg mendapat jodoh orang Sarawak.

............
.................

Semasa saya sampai di Tadika Brilliant Kindy, ingat nya hanya sebuah Tadika yg dijalankan di bungalow, namun apabila masuk ke dalam, MasyaAllah, ia buykan setakat Tadika, ‘ its an Islamic center’ aka Pejabat JIM Bintulu, lengkap dgn dewan besar berhawa dingin, PA system and plaster ceiling lagi, canggih……. Every class room dipasang aircond ….Entah kenapa tetiba sahaja rasa tercabar, sebab Dewan di Kompleks JIM HQ pun tidak sebesar itu. Menurut ikhwah Bintulu harga renovation dewan nya lebih kurang RM20,000 (murah berbanding di KL ). Saya berkata dalam hati, hebat perjuangan dan besar pengorbanan ikhwah akhawat Sarawak ini. Dengan bilangan ahli yang sedikit mereka boleh buat kerja besar. Disamping itu mereka telah berjaya menubuhkan Maahad Tahfiz!

Tahniah kepada Pimpinan baru WJIM Sarawak yang menggandingkan muka lama dan muka baru. Tabik kepada ukhti Zahirah (zaujah Faiz Sahari) yang menjadi pengerusi majlis yang berkesan. Ana sempat usik dia , ini bakal KW Sarawak in the making! InsyaALlah.

Kepimpinan WJIM Sarawak yang dipilih diketuai oleh KW Ukh Zaiton Yusof (Kucing ), TKW Haz’iah Sahari (Bintulu) , S/U Dewi Arabi(Kucing), Bendahari Cikgu Eda (tak pasti saada Kucing or Binutulu).
Tema ucapan perasmian WJIM pada tahun ini disemua negeri termasuk Sarawak ialah :

KEARAH PENEGAKKAN SYARIAH: KESEDIAAN & PERSEDIAAN (READINESS & PREPARATION)-

KESEDIAAN KITA:
KEPIMPINAN & JURUBICARA UMAT…! Kita bertambah yakin bahwa kita tidak ada pilihan lain melainkan ‘pejuang syariah’ harus maju ke depan memimpin umat - tidak ada alasan dan waktu untuk duduk di belakang! KITA TIDAK ADA PILIHAN LAIN BUT TO LEAD
MENEGAKKANYA SYARIAH PERLUKAN ”PERSEDIAAN” DAN KEKUATAN:
• Kekuatan pendokong yang beriltizam - yg beriman,berilmu, bersedia bersama kepimpinan semasa senang atau susah –tingkatkan penambahan ahli yg komited
 Kekuatan sokongan rakyat (massa) yang memahami, menerima, memilih dan memperjuangkan Islam- sebarkan fikrah & santuni rakyat- jalankan modul-modul serata negara
 Kekuatan dan kemampuan membaca Waqi’e , kita mampu membaca kedudukan dan keperluan masyarakat terhadap kepimpinan baru yg boleh memimpin dan menyelesaikan permasalahan ummah menurut neraca Islam.
Maka kita jayakan PELAKSANAN RJIM2 Dengan Segala Daya Dan Upaya menghayati Surah Hud, Ayat 88 dan surah Muhamamd ayat7…Pastikan kotak kotak dan petak petak KPI kita diupdatekan dan warnakan dgn warna hijau kuning atau merah….kita semak mengapa terjadi demikian dan baiki mana yang belum dicapai
Semasa break solat zohor, sempat pula menjenguk pasar Bintulu bersama ukh Hazi’ah dan ukht Nor Azah. Alhamdulillah dapat lah oleh- oleh yang unik seperti buah “DABAI’, keropok TEBALOI dan ikan pekasam Terubok…..Kata Akhi Yacop …..nampaknya tidak sempat lah nak merasai laksa Sarawak yang tak sama dgn laksa Johor atau laksa Penang! Pada jam 4.10 petang terbang pulang meninggalkan bumi kenyalang dengan memori indah yang tidak mungkin terlupakan,……
Ilalliqa’ Bintulu,…
Jangan kamu ucapkan “selamat tinggal “ bahkan ucapkanlah “jumpa lagi(ilal liqa’). Sekiranya tidak didunia maka di Syurga Tuhan yang mempunyayi Arasy di langit

Sunday, July 19, 2009

Sesi perkongsian pengalaman- keibubapaan




Pada 8.30 pagi – 1.00 tgh Ahad, 19 Julai 2009 (26 Rejab 1430H) mama telah dijemput oleh Persatuan penduduk Jalan Duta Mas untuk sesi perkongsian pengalaman kehidupan dalam pendidikan anak anak. Program ini dijalankan dengan kerjasama Wanita JIM Titiwangsa dengan tema "Kecemerlangan Keluarga".Tempat : Surau Al Mizan Jln Dutamas 3,Kuala Lumpur.

Topik perkongsian "CABARAN IBU BAPA DALAM MENDIDIK ANAK ANAK REMAJA MASA KINI"

Antara isi kandungan sesi perkongsian ialah:

1. Ibu madrasah pertama and jadikan anak sebagai sahabat/kawan dan tips menjadi bapa yang efektif
2.Cabaran membelai anak anak 'era inteligence' selepas era ledakan informasi..
3. Tips Saidina Ali (RA)……….ajari anakmu mengikut zamannya, dan bukan dengan zamanmu.. ……….
4. Memahami zaman dari teori perubahan kelompok generasi
1946-1964-The Baby Boomers
1965-1980:Generation X
1981-1994:Generation Y
1995-2008:Generation Z,

Gen Y lahir dalam information age, Gen Z lahir dalam intelligence age,
Dikatakan inilah kumpulan manusia paling sunyi dalam sejarah. Ibubapa sangat sibuk dengan kerjaya.
youtube, facebook, My Space, YM dll. kesunyian mereka diisi dengan rakan2 maya yang sebahagian besarnya mereka tidak pernah pun bertemu.

yang sangat obses dengan komputer dan berkurung dalam rumah.Mereka bersifat berterus-terang dan suka menuntut hak mereka dalam semua perkara. Fizikal mereka mungkin tidak sekuat generasi sebelumnya kerana kurang bermain di padang. Alat permainan mereka hanya menggunakan mata, telinga dan jari. Berjaga hingga lewat malam adalah satu kebiasaan.

Dunia mereka dunia digital. Segalanya adalah pantas. Gerakan mereka laju termasuk gerakan mata. Mereka tidak berjalan tetapi berlari walaupun dalam rumah.

Peranan dan cabaran ibu bapa ialah:

MENANGANI ’DIGITAL DIVIDE’
MEMAHAMI JURANG GENERASI
MEMBINA JAMBATAN
MENIMBUS JURANG

.......
.....

macamana nak upload ceramah mama ini (dalam power point presentation) ke blog ni..

Saturday, July 18, 2009

FORUM OSCC DI KARNIVAL AMPANG MPAJ



Pada 18 Julai 2009 mama selaku Pengarah WIRDA Selangor mendapatkan slot pagi Sabtu dalam acara Karnival Ampang di Padang MPAJ untuk mengadakan forum kempen kesedaran OSCC, keganasan rumahtangga dan perudanngan dan hak2 wanita. Alhamdulillah forum mendapat respond yang baik dari peserta. Pihak Secretariat OSCC dan WIRDA mengucapkan berbanyak terima kasih kepada semua kakitangan MPAJ dan juga ahli Majlis kerana memberikan kerjasama yang sungguh baik dalam menjayakan program ini.MPAJ telah menyediakan kemudahan yang terbaik. Alhamdulillah.

Berbagai acara yang menarik juga dijalankan serentak.

Panelis forum terdiri dari Dr Norzilah Zaharin dari Emergency department Hospital Ampang. ASP Shaheela Abu Bakar dari IPD Ampang, Puan Noradelin Nordin dari JKM Hulu Langat, Puan Afzan Harrison Zainudin (peguam dari Bar Council). Manakala moderator adalah Dr Patmawati Ibrahim,Pensyarah dari Fakuti Syariah Ekonomi Universiti Malaya.

Dalam masa yang sama OSCC & WIRDA juga mengadakan promosi selama dua hari dari Sabtu sehingga Ahad dengan menyewa gerai promosi. Alhamduillah ramai yang mendapat manfaat dari informasi dan 'goody bags' (yang mengandunghi CD OSCC, pen, badge OSCC, sticker kereta,nota mengenai OSCC dan info mengenai keganasan rumahtangga dan juga nota nota mengenai akta dan undang2 yang berkaitan dengannya.

Friday, July 10, 2009

Wacana Rohani di UNISEL






Mama dijemput untuk menyampaikan Wacana Rohani di UNISEL (Universiti Industri Selangor) Bandar Bistari Jaya (Formerly known as Batang Berjuntai) pada jam 3.00 petang di Hari Jumaat 10/7/09 dengan tajuk " Mengapa Kita Bertudung". Tempat wacana diadakan ialah di Dewan Utama UNISEL.

Di samping itu penceramah pertama ialah Sdra Johannes Lukas, seorang aktivis Hidayah Center, JIM. Beliau menyampaikan ucapan bertajuk " Mengapa saya memeluk Islam". Majlis dipengerusikan oleh Ustaz Saedal Atas Bin Abdul Ghani, Ketua Jabatan Pengajian umum, Fakulti Sains Sosial dan Pengajian Industri. Hadir sama ialah Prof Madya Zainal Abidin Kidam, TNC - HEP UNISEL.Seramai lebih kurang 500 pelajar yang hadir. Pelbagai soalan menarik dikemukakan.

Mama lebih menekankan mengenai konsep menurut aurat. Bukan tudung dikepala isunya. Tetapi isu utama ialah aurat. Aurat pakaian, aurat pergaulan, aurat penampilan, aurat berkesalahan mereka yang hanya bertudung tetapi tidak menghayati maksud 'aurat'.Tutup sikit dedah banyak, atau sekejap tutup sekejap buka.

Mama tunjukan slide mengenai beberapa persepsi mengenai aurat dari CD yang dirakam oleh projek pelajar di MMU.

Friday, June 12, 2009

Majlis penyampaian cek skim bantuan galakan hafazan al quran 2009






Alhamdulillah, semalam,11 Jun mama dan papa menenami Hikmat untuk menerima cek RM3000 dari unit baitul mal MAIWP. Cek ini merupakan bantuan galakkan hafazan Al Quran untuk kategori hafazan 30 juz bagi setengah tahun pertama 2009. Skim ini memberikan RM6000 setahun, RM3000 setiap enam bulan apabila disabitkan hafazan 30 juz nya. Tahinah kepada Hikmat kerana telah berjaya mengekalkan hafazan 30 juz setiap kali diadakan ujian hafazannya. Keep it up!


Skim ini menyediakan 4 skim bantuan:

1. Kategori Hafazan 5 juz diberikan RM1000
2. Kategori Hafazan 10 juz diberikan RM2000
3. Kategori Hafazan 20 juz diberikan RM5000
4. Kategori Hafazan 30 Juz diberikan RM6000


Menurut Menteri yang berucap di majlis itu, skim ini telah dimulakan sejak tahun 2006 oleh MAIWP dengan bilangan hauffaz permulaannya hanyalah berjumlah 37 orang dan kini setelah 3 tahun bilangan huffaz yang telah disabitkan penghafazannya telah meningkat kepada 103 orang.

Hari ini seramai 103 huffaz menerima skim bantuan berbagai kategori, 23 orang menerima kategori 1, 27 orang menerima kategori 2, 10 orang kategori 3 dan 43 orang kategori 4. wah!!! kategori 4 ini paling ramai yang disabitkan hafazan 30 juz!. MasyaAllah....

Sesiapa sahaja boleh mendapat bantuan galakkkan ini, tidak mengira samada lelaki atau perempuan, tua atau muda, imam atau makmum, sesiapa sahaja yang menunjukkan kesungguhan untuk menghafaz silakan daftarkan diri dan hadir di dalam majlis sabitan hafazan yang diadakan setiap 6 bulan sekali. Next progrm akan diadakan dalam bulan Ramadhan. Insyaallah.

Hanya hubungi MAIWP.

Thursday, June 11, 2009

Ketua Operasi Kempen OSCC Selangor



Gambar ini adalah potongan akhbar The Sun hari semalam, 9 Jun 2009.

Mama telah dilantik pada bulan Mac untuk mengetuai kempen kesedaran terhadap keganasan rumahtangga, keganasan terhadap wanita dan kanak-kanak serta literasi undang-undang peringkat negeri Selangor.

Mama ditugaskan untuk menjayakan kempen di semua 56 peringkat ADUN Negeri Selangor dengan kerjasama 10 NGO wanita dan pusat khidmat ADUN untuk memberi kesedaran kepada masyarakat terutamanya wanita dan pasangan suami isteri yang bermasalah.

Kempen OSCC adalah salah satu agenda kerajaan Selangor utnuk merakyatkan ekonomi negeri Selangor.

Untuk lebih lanjut mengenai kempen ini boleh lah lihat disini http://wirdaselangor.wordpress.com/kempen-oscc/

Ketua Operasi kempen OSCC Selangor


Friday, May 22, 2009

Quantum Ikhlas untuk Menemui Kebahagiaan dalam Diri




Mama baru sahaja ber'perang' dengan kekangan masa dan kerja untuk menghabiskan buku yang sangat 'sensational' bertajuk 'Quantum Ikhlas' yang ditulis oleh seorang motivator Indonesia...kalau kita nak cari info mengenainya kita just 'google' "quantum ikhlas" maka kita akan dapat more info....Mama masih belum habis baca buku itu lagi...

Namun disini mama ingin kongsikan penulisan mama yang mama tulis sebagai prakata kepada sebuah buku bertajuk : ALIF BA TA KEBAHAGIAAN yang ditulis oleh Ustazah Maznah, Rosmihayati dan Datin Noraini Md Top.

Jadinya mama menyimpulkan kefahaman mama bahwa Quantum ikhlas akan dapat dirasai dan dicapai apabila kita melalui fasa fasa 'tazkiyyatunnafsi' yang sempurna.

Ini yang mama tuliskan dalam buku ini.....semoga kita boleh berkongsi rasa dan perasaan seronok dalam mencari kebahagiaan yang hakiki.....the joy of sharing and caring...
-----------------------

Apabila saya dijemput untuk memberikan kata aluan untuk buku ini Alif ba ta kebahagiaan, saya terima terus tanpa berfikir dua kali. Ada dua sebab mengapa saya tidak menolaknya. Pertama kerana kedua penulis ini adalah 2 orang wanita yang saya kagumi. Seorang dari nya, Puan Rosmihayati merupakan mentor saya semasa zaman remaja di menara gading tahun 70’an dan seorang lagi, Ustazah Maznah Daud pula merupakan mentor saya semasa mula mengaktifkan diri dalam gerak kerja Wanita JIM diperingkat pusat beberapa tahun dahulu.Datin Noraini Md Top pula saya kira seorang wanita yang hebat melihat kepada pengalaman beliau dalam perkhidmatan awam dan NGO.

Sebab kedua kerana saya merasakan satu kebahagiaan yang tidak tertuliskan apabila menatap hasil penulisan mereka yang seakan akan hidup dalam fikiran saya dan besar kemungkinan akan terus hidup dan bersemarak dijiwa pembaca. Saya merasa satu kebahagiaan kerana menumpang barakah dalam penghasilan karya yang amat menyentuh hati. Mereka menulis resepi kebahagaain dalam kehidupan mereka yang sebenarnya. Resepi kebahagiaan mereka harus dikongsi oleh semua. Resepi yang berasaskan wahu ilahi dan bersendikan sunnah dan syarak dibumbui dengan pengalaman seorang ’mukhlisah’ yang berjalan di jalan dakwah.

Apabila saya membaca buku ini, Alif bata Kebahagiaan rumahtangga, tiba- tiba saya teringat beberapa ungkapan dari penulisan Dr Aidh Al Qarni dalam bukunya ’La tahzan’ – Jangan bersedih” . Dr Aidh merupakan penulis buku yang paling produktif di dunia Arab dan antara penulis buku buku motivasi Islami yang popular di dunia Islam abad millenium ini. Ungkapan itu ialah: ”Carilah kebahagian dalam diri sendiri, bukan di sekitar dan diluar diri anda”.

Sepanjang hidup kita di dunia ini, kita menemui ramai orang- orang yang merasa tidak bahagia. Mereka memiliki alasan yang berbeza-beza dalam menanggapi ketidak bahagiaan mereka. Ada yang mengatakan, mereka tidak bahagia kerana mereka selalu hidup dalam serba kekurangan, ada pula yang merasa tidak bahagia kerana mereka belum menemui pasangan hidup yang tepat, ada pula yang tidak mengecap kebahagiaan dalam keluarganya kerana tidak adanya keharmonian dalam hubungan rumahtangga. Pendeknya dengan kata lain mereka tidak berjaya mendapatkan apa yang mereka idamkan atau impikan.

Kita juga menemui orang yang tidak pernah puas dengan apa yang diperoleh atau dimilikinya. Setiap kali,ia berjaya meraih sesuatu, ia tidak pernah mensyukuri nya apalagi untuk menikmati kebahagiaan dengan apa yang telah diperolehinya itu. Kemudian ia membuat ’target’ baru untuk dicapainya, dan begitulah seterusnya. Orang ini akan sentiasa merasa cemas apabila target berikutnya tidak tercapai.

Ada juga manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan kerana mereka cenderung sangat merenungi nasib malang yang telah menimpanya dan tidak mahu berbuat sesuatu untuk memperbaikinya. Mereka terlalu terpaku pada peristiwa lampau yang telah berlalu dan tidak dapat melupakan masa lalunya yang pahit. Padahal jika ia cuba untuk keluar dari masa lalunya yang kelam, berkemungkinan besar ia dapat menemukan kebahagiaan.

Ada juga dari kalangan manusia yang terlalu mengikuti kata hati dan hawa nafsunya yang acapkali menjerumuskan manusia ke dalam dosa ’hati’ dan menyebabkan manusia itu terjerumus dalam lembah kesedihan dan tidak bahagia. Dosa dalam hati kita merupakan dosa bawaan yang ada dalam diri setiap kita. Dosa-dosa tersebut ialah hawa nafsu, serakah, ego, iri hati,mudah tergoda, suka menyimpan dendam, dan emosional. Semua perbuatan dosa tersebut seringkali membuat manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan dalam dirinya.

Namun ungkapan Dr Aidh di atas tadi menguatkan kefahaman saya bahwa memang benar selalunya kebahagiaan itu tidak perlu dicari kerana ia akan datang sendiri. Malah kadangkala ia memangnya sentiasa ada dalam diri kita. Ramai insan merasakan bahawa kebahagiaan berada di luar diri, padahal kebahagiaan itu berada di dalam diri kita. Apabila kita memandang bahawa kebahagiaan itu berada di luar diri kita, kita akan sibuk mencari dan mengejar kebahagiaan. Tetapi sayang, kita tidak akan pernah menemui apa yang kita cari itu. Bak kata seorang penulis buku, ”West Wisdom to Healing World”, ”Kebahagiaan umpama sesekor kupu-kupu, apabila kita kejar, selalu terbang dan berada di luar jangkauan. Tetapi apabila kita tetap tenang ia akan hinggap pada kita.

Bagaimana kah kita menemui kebahagian dalam diri? Kita akan menemui kebahagiaan dalam diri apabila kita melalui fasa fasa ’Tazkiyyah’ yang membawa maksud : membersihkan hati dan memperbaiki tingkah-laku.

Kerana tazkiyyah merupakan aktiviti orang beriman. Allah SWT berfirman:“… di dalamnya ada orang-orang yang cinta untuk senantiasa membersihkan dirinya …” (Surah At-Taubah : 108). Di ayat lain Allah SWT juga berfirman: “… dan sungguh akan kami selamatkan orang yang paling bertaqwa dari api neraka, yaitu orang yang memberikan hartanya kerana ingin mensucikan dirinya.” (Surah Al-Lail : 17-18).


Kerana tazkiyyah merupakan parameter kebahagiaan atau kebinasaan.
Allah SWT berfirman: “…sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Surah. Asy-Syam : 9-10).

Kerana tazkiyyah boleh mengenali penyakit manusia zaman berzaman dan tahu cara mengobatinya. Salah satu penyakit zaman berzaman adalah sama, ia itu hilangnya khusyu’, cinta dunia dan takut mati (wahn). Penyelesaiannya ialah melalui tarbiyah (pendidikan dan latihan) berasaskan Islam. Di dalam tarbiyah Islam tersebut diberikan penekanan betapa pentingnya tazkir, ta’liim dan tazkiyyah.

Secara keselutruhan isi buku ini memberikan tips dari alif sampai ke ya untuk menemui kebahagiaan dalam rumahtangga, disamping suami isteri tercinta di kelilingi oleh anak anak yang saleh penyejuk mata. Tips ini semua adalah pedoman melakukan tazkiyah dalam diri, mensucikan ’hati’ norani dan memperbaiki diri dan tingkah laku untuk meneguk kebahagiaan.

Kebahagiaan sebenarnya bukan terletak pada mata, tangan, kaki atau anggota-anggota lahir. Rasa bahagia itu tempatnya di hati. Kalau hati senang, dalam kemiskinan pun kita boleh merasai kebahagiaan. Sebaliknya kalau hati rosak binasa maka ilmu setinggi langit pun akan membebankan , kekayaan yang melimpah pun akan membawa penderitaan, pangkat yang panjang berjela pun merantai jiwa merana. Oleh itu, untuk menemui kebahagiaan hidup untuk individu mahupun untuk masyarakat, apa yang mesti diutamakan ialah mendidik hati individu-individu insan dengan iman dan taqwa. Bukan dengan duit, pangkat, ilmu tinggi, kemewahan, pembangunan, kemajuan dan kemodenan.

Iman dan taqwa dipupuk melalui fasa fasa ’tazkiyah’ boleh membuatkan orang miskin terhibur dengan kemiskinannya. Iman dan taqwa boleh membuatkan orang kaya pemurah dengan hartanya dan rasa terhibur kalau dapat menyumbang kepada masyarakat dan menderma kepada fakir miskin. Iman dan taqwa boleh membuatkan orang-orang yang berkuasa rendah hati dengan rakyatnya serta terhibur kalau dapat berkhidmat pada rakyat.

Iman dan taqwa membuatkan anak-anak terhibur untuk taat kepada ibu bapa, isteri suka dan terhibur untuk taat kepada suami, pengikut terhibur mentaati para pemimpin, anak murid terhibur untuk hormat dan kasih kepada guru, si gadis jadi malu serta terhibur tinggal di rumah dan pemuda terhibur untuk memikul tanggungjawab dan menyumbangkan tenaga.

“Kebahagiaan itu adalah keriangan hati kerana kebenaran yang dihayati, adalah kelapangan dada kerana prinsip yang menjadi pedoman hidup dan ketenangan hati kerana kebaikan semata disekekeliling kita- Dr Aidh Al Qarni dalam bukunya “ La Tahzan”


”Wahai jiwa jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati (dengan segala nikmat yang diberikan) lagi diredhai (di sisi Tuhanmu)! Serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia Dan masuklah ke dalam SyurgaKu! - Surah Al Fajr ayat 27-30

Oleh Ir Endok Sempo binti M Tahir
AJK Wanita JIM Pusat/JK JIMedia (2007-2009)

Sunday, May 17, 2009

7 Kalimat keajaiban

Sabda Rasulullah S.A.W : "Barang siapa menghafal (dan mengamalkan) tujuh kalimat, ia
dipandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya
walau sebanyak buih dilaut"

7 Kalimah ALLAH:

1. Mengucap "Bismillah" pada setiapkali akan melakukan sesuatu.

2. Mengucap " Alhamdulillah" setiapkali selesai melakukan sesuatu.

3. Mengucap "Astaghfirullah" apabila lidah terlanjur mengeluarkan perkataan yang tidak patut.

4. Mengucap " Insya-Allah" apabila merancang melakukan sesuatu di hari esok.

5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" apabila menghadapi sesuatu yang tak disukai dan tak diingini.

6. Mengucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" apabila menghadapi dan menerima musibah.

7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah " sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.

Friday, May 15, 2009

Nenek dan mama ke udara IKIM pagi tadi

(Mama Bersama nenek dan adik2 mama - Mak Cik Wahibah dan Makcik Nafisah serta anaknya)


Pada jam 10.30 pagi tadi nenek (emak mama) dan mama serta beberapa orang penulis buku "Ibu Madrasah Pertama Ku" ke udara Udara Di Radio IKIM. Slot dokumentari jam 10.30 pg sempena sambutan hari ibu merupakan satu perkongsian oleh para penyumbang penulisan untuk berkongsi tips, pengalaman suka duka perjuangan ibu ibu masing2 dalam memberikan pendidikan Islam dan menghasilkan anak anak yang berjaya dalam pelajarannya dan kehidupannya. Antara penulis yang berkongsi tentang ibu masing-masing dalam slot ini ialah Mama dan emak mama Hajah Sakinah, Puan Anfaal Saari dan ibu, Puan Aliza Jaafar, Dr Harlina Halizah Siraj dan Roha Hassan. Rakaman Slot Oleh Team Radio IKIM Yang Diketuai Oleh Puan Fairus telah datang ke Kompleks JIM pada 14/5/09.

Apa tunggu lagi! Dapatkan Buku, "Ibu Madrasah Pertama Ku" untuk mengetahui kisah-kisah 23 orang ibu yang ditulis oleh 25 orang anak. Maklumat lanjut tentang buku "Ibu Madrasah Pertama Ku" ini boleh diperolehi daripada Roha Hassan(012-4317948) atau Nazirah/Murni (03-41073379)

******
Ini adalah penulisan sahabatku bernama Roha mengenai nenek (emak mama)......

AlhamdulilLah. Itulah ucapan pertama ku apabila mendapat berita ini dari sahabat ku ini. Sahabat ku ini telah berkongsi berita gembira bahawa, penulisan beliau berkaitan ibunya di dalam buku, "Ibu Madrasah Pertama Ku", dengan izin Allah telah menyebabkan emak yang sangat disayanginya ini mendapat anugerah "Ibu Mithali" peringkat negeri Johor dari Muslimat PAS Johor.

Tahniah untuk sahabatku Ir Endok dan ibunya Puan Hajah Sakinah Abdul Hamid yang merupakan salah seorang penulis dalam buku, "Ibu Madrasah Pertama Ku". Keistimewaan lain ibu ini ialah kecintaan terhadap ilmu, dimana beliau sudah tamat mengikuti Latihan ESQ dan dapat pulak memujuk 13 orang anak-anaknya mengikuti Latihan ESQ ini. Lagi sekali tahniah! kerana ia merupakan satu rekod!

Tentu kalian ingin tahu, kenapakah ibu yang mulia ini terpilih sebagai ibu Mithali? Ikutilah kisah beliau yang dinukilkan oleh anaknda beliau, Ir Endok Sempo Mohd Tahir
*****
petikan tulisan mama


Emak Aku Adalah ‘Woman Of Substances’
Ir Endok Sempo binti M Tahir-
M & E Consulting Engineer

”Tiada rehat selagi hidup, tiada pencen sebelum mati. Kerana hidup kita sentiasa berjuang dan kita mesti kaya untuk menolong orang lain.”

Sudah terlalu lama aku pendamkan niat ini. Niat untuk menulis tentang emak. Namun kini adalah masa terbaik untuk merakamkannya. Semasa artikel ini ditulis, aku sedang terlantar sakit kerana menjalani rawatan dan proses pemulihan dari serangan asthma yang terjadi seminggu yang lepas. Sambil berbaring di katil teruja fikiran untuk mula menulis. Masa inilah aku terasa benar-benar memerlukan kehadiran emak di sisi.

Teringat zaman kanak-kanak dan remaja, masa sakitlah emak terlalu dekat dengan kita. Rasa sakit, terpinggir, keseorangan, kesepian dan kesedihan ini membolehkan aku menulis sesuatu. Ilham dan bayangan masa lalu datang bertindih-tindih. Jelas wajah kasih dan simpati emak. Terasa kelembutan sentuhan emak dan motivasi emak mengalir dalam diri.

Perjuangan masa lalu emak menanamkan iman dan semangat dan menggilap potensi aku sejak dari kecil hingga dewasa malah semakin terkesan dalam rumahtangga apabila usia semakin senja. Emak adalah idola dan mentor dalam membentuk jati diri, membina kerjaya, melayari bahtera rumahtangga, menyusur alunan ombak kehidupan yang silih berganti antara susah dan senang.

Emak bersuamikan seorang pejuang revolusi

Kedatangan seorang ‘Guru’ dan Pejuang Revolusi dari Makassar Indonesia ke Tanah Melayu tahun 1948 menjadi buah mulut suku kaum Bugis yang telah bermastautin sejak abad ke 19 di Benut, Johor. Perawakan ‘kiyai’ dan keilmuan Islam nya yang terserlah memancing minat sepasang keluarga ‘berada’ kacukan Bugis-Banjar di Sungai Pulai Muar. Pasangan itu ialah datuk dan nenek aku. Mereka amat berkenan dengan semangat keislaman yang berkobar-kobar, kelakuan bersopan santun serta gaya pertuturan ‘guru’ itu yang kemudiannya menjadikan ayah aku menantu mereka.

Pada tahun 1949, ayah aku menjadi menantu idaman datuk aku. Emak aku, Sakinah Binti Abdul Hamid menjadi isteri seorang pejuang revolusi semasa dia masih bersekolah dalam darjah 4 di sekolah rendah. Umur emak di kala itu ialah 10 tahun. Menjadi isteri seorang pejuang revolusi bermakna menempah ranjau perjuangan yang penuh kesusahan. Gadis kecil se muda itu (anak orang berada yang serba cukup) tidak pernah terfikir risiko bersuamikan seorang yang berjiwa revolusioner. Emak seperti gadis-gadis di zamannya bukan tidak punya pilihan, tetapi mereka terlalu muda untuk memilih. Kedua ibu bapa merekalah yang memilih dan menentukan calon pasangan hidup mereka.

Sepatah kata emak, takdir telah menemukan emak dengan ayah kerana ada satu ’tujuan’ khusus. Emak telah dipilih Allah menjadi isteri ayah kerana ada maksud yang tersembunyi dan tersirat, yang hanya Allah sahaja yang Maha Mengetahui. Tujuan itu pada mulanya tidak emak fahami. Namun kehidupan bersama ayah selama hampir 45 tahun membuktikan semuanya. Kesusahan, penderitaan, kelaparan dan kesempitan dalam perjuangan, menghidupkan dan mendidik anak-anak semuanya tidak sia-sia.

Gelombang kehidupan bersama ayah menjadikan emak juga seorang ‘pejuang kehidupan’ yang cekal dan tabah serta tidak pernah mengaku kalah dan pantang berundur. Emak melihat perkahwinan bersama ayah bertujuan untuk melakar satu sejarah perjuangan yang menyambung sejarah perjuangan yang tidak ada penghujungnya sehinggalah dijemput malaikat maut. Perjuangan kemerdekaan jiwa dan bekerja untuk Islam sehingga mati tanpa rehat. Tidak ada istilah pencen dalam diari kehidupan pasangan berjiwa merdeka ini.

Emak umpama ’Aisyah’ tapi ’ibu beranak ramai’

Perjuangan emak sepanjang masa mudanya ialah perjuangan melahirkan anak sebanyak 17 kali, membesarkan dan mendidik anak seramai 13 orang sehingga dewasa. Dalam usia yang teramat muda, emak telah merasa erti pahitnya ’kehilangan’ apabila 3 orang puteranya meninggal dunia semasa kecil. Putera pertama, kedua dan ketiga dilahirkan sempurna dan hidup untuk beberapa bulan namun kemudian meninggal dunia satu persatu di kala emak berumur bawah 14 tahun. Bayangkan kepiluan dan kekosongan hati seorang ibu muda.

Ibu muda ini sebenarnya telah bertekad untuk memikul tugas besar seorang ’ibu’ muslimah. Suaminya pernah berkata, bahawa ’wanita terbaik ialah wanita yang paling ramai anaknya. Anak perlu ramai untuk menggandakan tentera Allah memperjuangkan agama Nya. Islam perlu umat yang ramai. Kekuatan politik sesuatu bangsa terletak pada bilangan ramai umatnya.

Dalam kekecewaan emak, ayah membawa emak menunaikan fardu Haji ke Mekah semasa emak berumur 14 tahun. Doa emak hanya satu. Emak berdoa agar dia dikurniakan anak yang ramai dan mohon Allah gantikan anak-anaknya yang telah diambil pergi. Emak genggam kemas cita-citanya yang satu itu, demi memegang amanat seorang ’guru’. Ayah terus memberikan kata semangat dan sokongan yang tidak berbelah bagi kepada isterinya yang teramat muda itu. ...

Untuk mengetahui lebih lanjut kisah Ibu mithali ini, dapatkanlah buku, "Ibu Madrasah Pertama Ku" . Maklumat lanjut tentang buku Ibu Madrasah Pertama Ku ini boleh didapati dengan menghubungi, Roha Hassan (012-4317948) atau Nazirah/Murni (03-41073379)

Saturday, March 28, 2009

Berkongsi kisah Wanita Hamas di Gaza bersama Rasya Rantisi

Alhamdulillah pada hari Isnin malam Selasa, 23 Mac 2009 mama berpeluang mendengar kisah satu perjuangan dan kegigihan wanita dalam satu sesi perkongsian Jihad Wanita Palestin di Gaza. Dua orang Mujahidah Gaza itu ialah Puan Rasya Al Adlouni (Ummu Muhammad) yang merupakan isteri kepada As Syahid Dr Abdul Aziz Ar Rantisi – pengganti Sheikh Ahmad Yassin Pengasa Hamas) dan seorang lagi Puan Nadia (Ummu Umar yang merupakan isteri kepada Abu Musa Al Marzuq- salah seorang Pemimpin Hamas).

Puan Rasya berucap dalam Bahasa Arab fus-hah, ucapannya diterjemahkan dalam bahasa melayu oleh seorang pensyarah (professor) UIA, dengan amat berkesan sekali. Walaupun mama boleh memahami serba sedikit penyampaian bahasa arab Puan Rasya, apabila Professor menterjemahnya mama bertambah jelas dan faham, namun semangatnya, aura daya juangnya meresap dan menjalar dalam jiwa mama. Sungguh teruja. Ketenangan, kepasrahan, keceriaan tergambar dalam wajah nya. Tiada nada kesal dan keciwa dalam suaranya. Tiada kegusaran tiada kedukaan, tiada kegundahan. Mukanya yang sentiasa tersenyum, mimik mukanya yang ‘pleasant’ dan ‘welcoming’ menggamit kasih sayang kita. Wah beginilah wajah wajah yang telah merasa nikmat perjuangan dan jihad dijalan Allah. Seolah ia melihat syurga. Maka dunia tidak ada apa-apa.

Melihat kepada kekuatan ucapannya dengan suaranya yang begitu bersemangat sambil berdiri terasa seolah-olah yang berucap itu adalah As Syahid Dr Abdul Aziz Ar Rantisi sendiri. Itulah tarbiyah yang telah dilaksanakan oleh Dr Abdul Aziz kepada isterinya yang akan meneruskan usaha-usaha dakwah dan jihad di Palestin walaupun beliau telah pergi menemui Allah swt dalam keadaan "Hidup Dan Mendapat Rezeki DariNYA".

Puan Rasya Al Adlouni adalah simbol kegigihan wanita Gaza yang telah membuktikan semangat dan kekuatan wanita yang beriman. Kita jadikan ia role model wanita sehebat khadijah zaman ini, contoh tauladan bagi kaum wanita di negara-negara umat Islam lain. Walaupun umurnya sudah 55 tahun, mempunyai 7 orang anak dan 20 orang cucu, beliau masih mampu berjaulah, berkongsi resipi perjuangan, menyalakan semangat jihad di pelusuk dunia utnuk wanita, demi menyampaikan kebenaran dan menegakkan keadilan dan mengembalikan kedaulatan negara Palestin. Tidak nampak lansung perasaan lemah dan gentar, sedih dan keciwa. Cita citanya hanyalah satu ia itu berjihad untuk membebaskan bumi Palestin dari penjajahan Israel.

Di akhir penyampaiannya, mama berpeluang memeluk dan mencium Rasya Rantisi itu dengan pebuh sambutan kasih sayang dan kemesraan hub fillah, semoga mendapat inspirasi dan tularan daya juang dan imbauan syahid. Mama merasa seronok, bangga dan terharu sebab dapat bertemu muka dan memeluk seoran isteri syuhadak di alam nyata dan di zaman ini.

Tahun baru 2009 dimulai dengan kisah duka bagi umat Islam iaitu peperangan 23 hari bermula pada 27 Disember hingga 18 Jan 2009. di Gaza. Israel merancang serangan awal yang memulakan peperangan ini ahanya akan berlnsung selama 3 hari, apabila Hamas ranap di Gaza maka dan Israel berjanji akan melantik Mahmud Abbas menjadi penguasa Gaza. Takdir Allah menentukan selepas 23 berperang habis habisan, Hamas menang peperangan itu. Mahmud Abas malu mengggit jari. Israel tersempar dituding jari oleh Turki dan kini Mahkamah antarabangsa sedang mendakwa askar Israel sebagai penjenayah perang. Allah akbar!

Allah swt menjadikan peristiwa Gaza bukan sekadar untuk menjadi tontonan television dan bualan para wartawan tetapi ia satu tajribah yang kita boleh ambil pengajaran dan bekalan dalam perjuangan kita menegakkan Islam di bumi yang kita pihak.

1. Menurut Nadia (Ummu Umar) matlamat Israel ada 5 dalam peperangan ini:

a. Menghancurkan terus infra stuktur Hamas
b. Menghentikan roket Hamas
c. Menghancurkan tunnel (terowong) Hamas
d. Melantik PLO aka Mahmud Abas sebagai penguasa Gaza
e. Menguji ’chemical weapon’ (arahan Bush) yang baru

2. Israel gagal mencapai matlamatnya kecuali hanya satu, ia itu agenda yang no. e(5) sahaja. Mereka berjaya menguji dan menggunakan senjata kimia (white phosporous yang very damaging) keatas rakyat Gaza. Akibatnya sangat dahsyat. Seorang doktor bercerita senjata kimia itu menyebabkan rakyat gaza yang terkena mengalamai pendarahan yang tidak boleh dihentikan. Ada rakyat Gaza yang matanya terjojol keluar dan sejenis air terus mengalir dari seluruh wajahnya tanpa hentinya. Bisanya tidak terperi.

3. Roket roket yang dilancarkan oleh Hamas adalah hasil buatan tangan tangan wanita Hamas. Tangan mereka menggelupas dan terkopek kerana membuat roket roket tersebut. Itu adalah aktiviti’Cottage industi’ wanita Hamas dan Palestin. Mereka terus terus an mengeluarkan roket itu.

4. Dalam suasana peperangan kelahiran tetap berlaku. Seorang ibu dari keluarga Samouni di Gaza melahirkan anaknya di tengah-tengah suasana pengeboman. Bahkan ada seorang ibu yang melahirkan anak di tengah-tengah pengeboman dengan hanya dibantu oleh ibunya dengan menggunakan lilin di malam hari.

5. Seorang kanak kanak lelaki berumur 7 tahun kehilangan kedua kakinya memohon agar diberikan kaki palsu, ”aku mahukan kaki kayu. kaki itu bukan untukku bermain tetapi untuk ku berperang berjihad membebaskan Palestin. Beirkan kaki baru ku!

6. Seorang wanita mengatakan: "Tidak, tanah ini milik kami, apapun yang mereka lakukan tanah ini milik kami, kami akan tetap menentang mereka (Yahudi)."

7. Seorang wanita muda pergi ke kedai roti untuk membeli roti dan terpaksa beratur berjam-jam di tengah-tengah ledakan bom di Gaza. Ketika ditanya oleh wartawan mengapa ia tetap pergi ke kedai roti padahal ia dalam keadaan tidak selamat, ia menjawab: "Tinggal di rumahpun kami dibom sedangkan saya perlu membeli roti untuk keluarga di rumah, jadi saya perlu laluinya juga. kita hanya mati sekali."

8. Selama 23 hari perang, Israel berjaya membunuh 600 orang anak-anak Gaza dari lebih 1,450 mangsa yang meninggal, tapi selama masa itu pula lahirnya 3,500 bayi baru. Ramai wanita Gaza yang melahirkan kembar samada kembar dua atau kembar tiga.

9. Sungguh luar biasa, hanya sehari sesudah kedua pihak menyatakan gencatan senjatanya masing-masing, polis lalu lintas sudah bertugas di jalan-jalan di Gaza, bahkan sekolah dibuka kembali kurang dari seminggu sesudah itu. Para murid saling menyapa ketika pertama kali berjumpa: "Hai kamu masih hidup ya?"

10. Wilayah ini sudah tidak mempunyai bangunan parlimen, tidak mempunyai balai polis (walaupun anggota polisnya bertugas) dan seluruh bangunan pemerintah sudah hancur dibom bahkan masjid-masjid dan hospital serta banyak sekolah sekolah hancur luluh keana pengeboman Israel.
Infrastrukturnya boleh dikatakan sudah hancur tetapi ternyata struktur masyarakatnya tidak hancur, sistem sosialnya tidak terhapus bersama bangunan-bangunannya.

11. Solat berjamaah tetap dilaksanakan di tengah-tengah runtuhan akibat bom di antara runtuhan bangunan dan masjid. Bahkan masjid mengumpulkan dana dari sebahagian jama'ah yang masih mempunyai sesuatu untuk disumbangkan kepada jiran tetangganya yang lebih memerlukan.

12. Inilah kisah benar sebuah bangsa yang mempunyai daya tahan yang amat tinggi. Walhal sebelum peperangan, Israel sudah mencekik Gaza dengan sekatan selama hampir 2 tahun dan itu menyebabkan semua penduduk Gaza mengalami kekurangan makanan kerana sukarnya untuk mendapatkan bahan makanan di samping harganya yang melambung tinggi.

13. Dengan berita-berita seperti di atas kita telah mendapatkan gambaran betapa anak-anak Palestin dari generasi ke generasi telah ditempa oleh ujian berat dengan pelindung mereka yang tetap teguh yang terdiri dari para ibubapa terutama para ibu yang tetap menggenggam prinsip kesabaran di tengah-tengah ujian yang amat berat itu.

14. Wanita Gaza adalah wanita yang sabar, ujian apapun yang menimpa tidak membuatkan mereka gentar ketakutan berbeza dengan wanita Yahudi di Selatan Israel yang sehingga perlu dibawa ke hospital kerana "stress" atau tekanan mental menghadapi roket2 Hamas.

15. Ketabahan mereka ternyata didasari oleh iman dan ketaqwaan kepada Allah swt. Kita melihat mereka mengekang perasaan kesedihan mereka dengan berdoa mengangkat tangan kepada Allah swt mengutuk kekejaman Israel ketika menghadapi keadaan di mana rumah mereka hancur dan ahli keluarga yang terkorban.

16. Kuatnya keganasan dan permusuhan Yahudi justeru membuatkan mereka tetap tegak, teguh dan menentang. Penentangan wanita Gaza bukan dengan mengangkat senjata, tetapi dengan menunjukkan keteladanan dalam sikap berani menghadapi kenyataan peperangan yang keras dan kejam ini di hadapan anak-anak mereka dan pengorbann mereka berganding bahu dengan para mujahid mereka.

17. Nampak dari raut wajah mereka yang meskipun terurai dengan airmata tapi tetap berwajah tegar manakala anak-anak mereka menatap setiap bentuk bahasa badan ibu-ibu mereka.

18. Sempat juga dia berkongsi mengenai ceroita dari bibliografi Golda Meir (bekas perdana menteri israel semas aprang Israel 1967) . Golda Meir merancang waktunya dalam pengurusan masa, Memang Golda Meir jahat tetapi kerja kerasnya dan doanya untuk menjadikan 24 jam kepada 48 jam boleh kita ikuti.

19. Inilah kriteria yang menambah kesabaran mereka iaitu:

1. Tidak lemah mental mereka
2. Tidak lemah penampilan mereka
3. Tidak lemah aktiviti mereka

Dari berita-berita yang diterima, para wanita Gaza tidak lemah mental mereka dan tidak akan mengalah kepada penjajah Israel, di mana kebanyakan mereka berpandangan bahwa perjuangan menentang penjajahan tetap akan diteruskan. Tidak ada yang gementar ketakutan ketika mendengar deruan pesawat pengebom di atas kepala mereka. Jika ditanya, mereka berkata dengan nada tegas bahwa mereka tidak takut kepada tentera Israel dan akan melawan dengan senjata alat dapur, jika berhadapan secara terus. Inilah di antara tanda tidak wujudnya kelemahan mental di kalangan mereka.

Selain itu mereka tidak lemah penampilan di mana nampak jelas bahwa mereka tetap tegak ketika diwawancara oleh para wartawan, bahkan mereka masih boleh menyuarakan kekecewaan mereka kepada para pemimpin Arab yang tidak membantu mereka. Bahkan ada yang menunjukkan tangan ke arah kamera. Sikap tubuh mereka jelas menunjukkan bahwa mereka tidak lemah penampilan walaupun sesetengahnya dalam keadaan cedera dan menanggung kesakitan.

Mereka juga tidak lemah dalam aktiviti mereka di mana walaupun tersisa sedikit kesempatan, mereka terus menjalankan aktiviti mereka samada ke pasar berjual beli, memakamkan ahli keluarga dan kerabat sehingga sempat pula bersilaturahim sesama saudara mereka di pasar. Di tengah-tengah aksi pengeboman, mereka sanggup beratur untuk membeli roti dengan mempertaruhkan nyawa mereka.
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat dibuat:

Pendidikan apa lagi yang terbaik dan paling efektif selain dari pendidikan menzahirkan keteladanan dalam kesabaran?.

Cubalah kita amati bahasa tubuh mereka ketika diwawancara oleh para wartawan, baik semasa perang mahupun sesudahnya di mana keadaan mereka cukup tenang ketika menceritakan pengalaman mereka.

Kaum wanita di Gaza tidak sesekali menyukai peperangan, namun jika eperangan merupakan takdir bagi bangsanya, kaum wanitalah yang memikul beban berat sebagai mangsa korban. Merekalah yang pertama sekali merasakan sukarnya hidup seharian di tengah-tengah suasana perang bermula dari persoalan mencari keperluan sehari-hari hingga kepada usaha menenangkan anak-anak mereka yang ketakutan.

Ini kerana jika mereka (kaum wanita Gaza hari ini) lemah, maka anak-anak mereka akan tumbuh menjadi penakut dan mempunyai sikap mudah menyerah tetapi Alhamdulillah sekarang mereka tetap teguh dan InsyaAllah sampai hari Qiamatpun bangsa Yahudi tidak akan dapat merasa tenang dengan kezalimannya kerana akan sentiasa ada yang menentang mereka dari satu generasi ke generasi Palestin yang baru.