Thursday, December 30, 2004

Menutup tirai 2004 dengan Muhasabah

Penulisan ini dibuat sebelum Tsunami melanda negara. Namun nurani Mama merasa resah tidak menentu mungkin bersebab, antaranya kerana setiap hari TV mengiklankan count down "Perayaan tahun Baru di KLCC" setiap beberapa minit. Mama tahu berbagai aktiviti yang bergelumang maksiat akan terjadi. Apalah daya mama untuk menghalang nya. Namun ditulis juga artikel ini, mungkin untuk menyediakan jawapan apabila di tanya oleh Allah di Yaumul Makhsyar, "Apakah yang telah Mama lakukan untuk menghalang pesta bercampur maksiat ini terjadi? Sekurang kurangnya Mama ada jawapan, bahwa Mama yang kerdil ini telah menulis mengingatkan mereka tentang keburukan perayaan tahun baru berasaskan hedonisma ini.

Tulisan ini disiarkan oleh Berita Harian dalam kolumn Wadah Wanita Islam, 29 Disember 2004

http://coretan2ku.blogspot.com/2004/12/golongan-bijak-hargai-masa-beruntung.html
----------------------------------------------------------------------------------


Sunday, December 05, 2004

Waktu yang Tak Pernah Kembali

Dalam hidup ini, ramai orang terlena dan tenggelam dalam gelombang waktu. Lebih-lebih lagi mereka yang sedang meniti kerjaya hingga lupa pada kewajiban mengabdi kepada Allah SWT.

"Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya sentiasa dalam kesabaran," (QS Al-Asr: 1-4).

Betapa agung dan mulianya nilai waktu hingga Allah bersumpah dengannya. Dalam waktu terkandung keuntungan dan kemuliaan bagi orang beriman dan beramal soleh. Namun dalam waktu juga terdapat penderitaan dan kesengsaraan bagi mereka yang berpaling dari Allah dan Rasul-Nya. Tiada yang lebih berharga selain waktu. Waktu lebih berharga dibanding emas dan perak, dan lebih mulia dari apa pun yang ada di dunia ini. Umur manusia juga sangat pendek.
Waktu berlari terlalu pantas, bak sepotong pepatah arab :" Masa ibarat pedang, jika kamu tidak memotongnya, dia akan memotong kamu. Oleh itu itu setiap manusia harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Catatan ini sebenarnya untuk menasihati diri mama tentang masa dan waktu. Mama harus memanfaatkannya, ada waktu untuk beribadah demi menuai pahala sebanyak-banyaknya di akhirat nanti. Lebih lebih lagi apabila teringatkan bahwa di akhirat nanti setiap manusia harus menjawab dan bertanggungjawab terhadap semua aktiviti, tindaktanduk, kelakuan semasa mengharung kehidupan selama hidup di dunia.

Rasulullah bersabda; "Tidak beranjak dua tapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga dia ditanyakan empat perkara, iaitu : tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya setakat mana ia amalkan, tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan." (Riwayat Tirmidzi, Hadits Hasan Sohih).

Alangkah malangnya manusia yang menghabiskan waktunya hanya untuk mengorek dan merebutkan nikmat dunia semata. Menghabiskan umur hanya untuk bermain dan berfoya-foya hingga melupakan kewajiban beribadah kepada Rabbnya. Ssaat kematian kian mendekat. Sungguh sangat rugi orang-orang yang tidak memanfaatkan sihat badan dan luang waktunya. Sepanjang amalan umur manusia di dunia diumpamakan masa menanam, sedangkan di akhirat adalah masa untuk menuai. Bila tidak ada ibadah dan amal shalih yang pernah dilakukan, apakah yang hendak dituai di akhirat nanti ?

Betapa cepatnya detik-detik waktu berlari. Setiap kesempatan yang pergi tak kan pernah kembali. Seorang penyair berkata :

KITA hanyalah penggembala,
Berkelana mengikuti pundak umurnya,
Mengarungi hari dan bulannya
Ia melalui siang dan malam
Semakin jauh dari kehidupan
Semakin dekat dengan kematian
Bagaimana seorang hamba dapat merasa senang
sementara hari melenyapkan tahunnya,
tahun melenyapkan umurnya,
dan umur membawa ke akhir hidupnya.
Mari kita gapai masa depan akhirat kita
dengan terus beribadah hanya kepada Allah SWT
dan menelusuri jejak Rasulullah
Mama

Wednesday, December 01, 2004

Perlukah Mencatat kehidupan ?

Ada orang mencatat kehidupan untuk mengubat keresahan, mencari ketenangan meningkatkan sensitiviti ummah, mengenang masa lalu, melihat masa depan, mencari nilai kehidupan. Ya...bagi mama menulis kehidupan bermakna:…..merakam masa lalu dengan kesyukuran, masa depan penuh harapan demi gagasan hari ini lebih baik dari semalam….Mama rasa kualiti kehidupan akan menjadi bertambah baik jika dituliskan. Sebab, melalui proses penulisan, mama sentiasa introspeksi, muhasabah diri dalam kehidupan ini, mama akan mampu melihat secara kritis proses kehidupan yang mama jalani.

Apakah tulisan Mama merakam kehidupan Mama yang membosankan, tiada peningkatan atau ada saat-saat yang membanggakan Mama?

Apa pun hasil tulisan Mama, jika Mama berhasil "menuliskan kehidupan" Mama, Mama memiliki peluang mengubahnya secara cepat, pantas dan drastik. Mama dapat mengendalikan dan mengarahkan kehidupan Mama dengan bantuan tulisan kehidupan Mama. Mama lah tuan dari "takdir" Mama yang akan Mama jalani. Inilah nampaknya manfaat yang dilihat dari "menuliskan kehidupan".
Ada kemungkinan Mama jadi bersemangat untuk mengubah hidup Mama yang tampak ”biasa” menjadi "berharga". Ada kemungkinan pula Mama mahu mencetak kehidupan yang membanggakan diri Mama dalam mencapai kepuasan diri dan memberi guna lantas me wariskannya kepada anak cucu Mama. Inilah manfaat lebih jauh dari "menuliskan kehidupan".
Siapa tahu dari "catatan kehidupan" Mama yang kerdil ini dapat memberi makna, menjentik intuisi, memperkaya inspirasi, memberi manfaat dan membantu orang lain?.