Sunday, January 02, 2011

we are the women who lite up

http://www.oilyourlamp.com/

Mempersiapkan Kunci Pertolongan Allah

Pertolongan Allah itu pasti sebagaimana janjiNya di dalam Al Qur'an :

"Jika kamu menolong (agama) Allah, maka Allah pasti akan menolong kamu dan mengukuhkan kedudukan kamu." (QS Muhammad : 7)

Firman Allah tersebut menegaskan formula pertolongan Allah yang :

1. Bersifat prinsip.

2. Nyata.

3. Tidak boleh disangkal lagi.

Ianya adalah sebagai kesan dari kepatuhan yang tinggi orang-orang yang beriman.

Bantuan dan pertolongan Allah tidak datang begitu sahaja kerana Allah tidak akan memberi bantuan itu secara percuma.

Allah swt menghendaki bahwa pembelaanNya kepada orang-orang yang beriman berlaku dengan adanya usaha dari diri mereka sendiri agar mereka mencapai kematangan dari celah-celah kesulitan yang mereka alami.

Seseorang akan mencapai kematangan di saat potensi dan kekuatan terpendamnya bangkit dan keadaan itu tidak akan wujud kecuali apabila ia berhadapan dengan situasi bahaya.

Ketika seseorang melakukan usaha membela diri dan menghimpun seluruh tenaganya untuk berhadapan dengan sesuatu yang mengancam aqidah, prinsip dan kehidupannya, di sanalah seluruh sel kekuatannya akan bangkit.

Sekiranya pertolongan Allah itu datang tanpa melalui susah payah, maka kenikmatan yang didapati sesudah itu boleh sahaja akan menjadi penghalang munculnya potensi kekuatan yang dimiliki oleh seseorang.

Di samping itu, bantuan Allah yang diturunkan itupun mungkin rasanya tidak begitu bernilai lantaran tidak ada tuntutan pengorbanan yang bererti untuk memperolehinya.

Dalam perang Badar misalnya, pertolongan Allah datang tatkala kaum muslimin telah membuktikan dua perkara :

PERTAMA : Motivasi mereka yang sangat kuat dalam membela agama Allah, meskipun kaum muslimin di kala itu menyedari akan berhadapan dengan pasukan musuh yang jauh lebih besar dan lebih hebat berbanding mereka.

Dalam perang tersebut sejarah memperlihatkan indahnya kesungguhan dan keikhlasan para perajurit Islam dalam membela agama Allah dengan harta dan jiwa raga mereka.

KEDUA : Ketaatan dan kepatuhan mereka kepada pemimpin mereka, Rasulullah saw.

Ketaatan tersebut dijiwai oleh iman yang terpacak dalam dada mereka sehingga sukar untuk dipatahkan oleh kedahsyatan pertempuran.

Pertolongan Allah pun datang di saat yang tepat sebagai kesan logik dari kedua faktor di atas.

Meskipun dari segi jumlah dan persiapan perang kaum muslimin jauh lebih rendah dan lemah, namun dalam peperangan itu kaum muslimin memperolehi kemenangan gemilang.

Kesimpulannya, Allah menurunkan pertolonganNya kepada orang beriman hanya bila ada usaha dari diri mereka sendiri. Ia tidak memberi pertolongan sebagai sesuatu yang dijatuhkan begitu sahaja dari langit.

Apakah usaha-usaha yang mesti dilakukan yang akan menjadi kunci sehingga kita layak mendapat pertolongan Allah?

KUNCI PERTAMA : Membersihkan niat beramal dari segala motivasi yang tidak bersih.

Itulah ikhlas di mana ianya adalah kunci pertama yang paling penting bagi terbukanya pintu pertolongan Allah.

Nilai suatu pekerjaan sangat bergantung kepada kadar keikhlasan pelakunya. Meskipun secara zahirnya sesuatu pekerjaan itu nampak berat dan besar dalam rangka untuk membela kepentingan Islam, namun bila pelakunya tidak memiliki niat yang ikhlash, maka amalnya akan sia-sia bahkan mungkin akan mendatangkan siksa.

Ada orang yang mungkin melakukan pekerjaan yang dinilai baik di mata manusia, tapi ia berniat melakukannya untuk kemasyhuran atau kepentingan duniawi lainnya. Orang seperti ini tidak akan mendapat pertolongan Allah.

Dengan kata lain, wujudnya keikhlasan tidak sekali-kali terlihat sekadar bila seseorang melakukan sesuatu pekerjaan yang berat dan menanggung risiko.

Bahkan dalam medan jihad, pernah diceritakan di dalam sebuah hadith kisah seorang pemuda yang dilihat cukup gagah berani di medan pertempuran. Namun Rasulullah mengatakan pemuda itu adalah penghuni neraka. Di akhir pertempuran, para sahabat mendapati pemuda itu menghunus pedangnya ke tubuhnya sendiri lantaran tidak kuat menahan luka.

KUNCI KEDUA : Berdoa dengan penuh kepasrahan kepada Allah swt.

Dalam Al-Qur'an disebutkan :

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan penuh rendah diri dan suara yang lembut…" (QS Al-A'raf : 55)

Berdoa dengan rasa rendah diri dan suara lembut merupakan salah satu bentuk kesungguhan dan kepasrahan di hadapan Allah.

Memanjatkan doa kepada Allah mesti dilakukan dengan hati yang sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi sebagai bukti kerendahan dan harapan penuh kita kepada Allah swt. Permohonan seperti ini, insyaAllah akan dikabulkan.

Rasulullah saw bersabda :

"Adakalanya seseorang yang rambutnya terurai dan berdebu, bahkan diusir dari semua pintu rumah orang kerana hina dalam pandangan manusia, namun kalau ia sungguh-sungguh meminta kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkannya." (HR Muslim)

KUNCI KETIGA : Yakini bahwa kehidupan ini adalah ladang amal tanpa batas untuk meraih kebahagiaan di akhirat.

Ruang lingkup amal yang mesti dilakukan itu meliputi seluruh waktu kehidupan seseorang. Selama mana ia masih hidup, selama itu pula ia diperintahkan untuk terus berusaha dan berjuang sebatas kemampuan yang dimiliki.

Tidak ada ujian hidup yang melanggar kemampuan manusiawi.

Dalam surah Al-Baqarah, Allah swt telah menegaskan :

"Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sebatas kemampuannya."

Seberat apapun ujian dan kesulitan hidup, pasti masih berada dalam batas kemampuan manusia untuk memikulnya dan manusia dapat memikul beban tersebut hanya dengan kualiti iman yang baik.

KUNCI KEEMPAT : Hindarkan diri kita daripada mengatakan bahwa kita sudah habis kesabaran menghadapi keadaan yang tidak sesuai.

Ini adalah kerana pada dasarnya batas kesabaran itu tidak ada. Batas kesabaran adalah sama dengan batas kehidupan manusia dan selama itu tidak ada pernyataan bahwa kesabaran kita sudah habis.

Sabar ertinya :

1. Tahan menderita menghadapi perkara-perkara yang tidak menyenangkan diri.

2. Sanggup menahan diri ketika memperolehi perkara- perkara yang menyenangkan sehingga tidak terjerumus kepada perbuatan maksiat.

Bersabar dalam penderitaan dan kesenangan menjadikan seseorang sentiasa dekat kepada Allah dan menjaga diri dari segala perkara yang boleh menimbulkan kemurkaan Allah.

Orang semacam ini berhak mendapat kasih sayang Allah sehingga menjadi hamba yang dekat dengan Allah. Pertolongan Allah pun sangat mungkin turun pada hamba-hambaNya yang bersabar.

Justeru dengan bersabarlah para salafus soleh merasakan kenikmatan dalam hidup seperti yang dikatakan oleh Umar bin Al Khattab :

"Kami mendapatkan kebaikan hidup kami dengan bersabar."

Ali bin Abu Talib mengatakan :

"Ketahuilah bahwa kedudukan sabar bagi iman adalah seperti kedudukan kepala bagi tubuh. Jika kepala terputus, maka matilah badan."

Kemudian ia meninggikan suaranya sambil berkata :

"Ketahuilah bahwa tidak beriman orang yang tidak bersabar."

Umar bin Abdul Aziz mengatakan :

"Allah tidak memberi suatu kenikmatan pada hambaNya, kemudian Dia mencabutnya dari orang itu dan menggantinya dengan sabar, maka penggantinya itu lebih baik daripada apa yang dicabut darinya."

Itulah pertolongan Allah.

KUNCI KELIMA : Pantang berputus asa dari rahmat Allah.

Rasulullah saw pernah bersabda :

"Tiga golongan yang kelak tidak akan diperiksa lagi perkaranya (di akhirat). Iaitu …. orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah." (HR Thabrani, Abu Ya'la dan Bukhari dalam kitab Adab)

Putus asa ialah sikap tidak mempunyai harapan baik akan masa depan.

Sikap putus asa timbul pada diri orang yang kurang beriman pada kemurahan Allah swt kepada makhlukNya.

Lantaran keadaan tersebut, seseorang bahkan menuduh Allah tidak adil kerana menjadikan dirinya dalam kesulitan atau kesusahan.

Dengan kata lain, orang yang putus asa adalah orang yang mengingkari sifat keadilan, kemurahan dan kebijaksanaan Allah kepada makhlukNya. Sikap ini pasti menjadikan Allah murka.

KUNCI KEENAM : Tetap memelihara sikap istiqamah.

Ini dapat dilakukan dengan memperbanyakkan ibadah dan menjauhi maksiat. Orang yang istiqamah atau berpegang teguh pada petunjuk Allah akan sentiasa dituntun pada kebenaran.

Orang yang istiqamah dalam menjalani kehidupan di dunia ini akan dibebaskan oleh Allah dari :

a. Perasaan resah.

b. Perasaan takut.

c. Perasaan khuatir menghadapi segala ujian dan dugaan hidup.

Orang-orang semacam ini sentiasa berada di bawah kasih sayang Allah.

Di manapun mereka berada mereka sentiasa dinaungi malaikat rahmat, kerana mereka sentiasa dekat dengan Allah. Orang yang dekat dengan Allah sentiasa didengar dan diperhatikan oleh Allah sehingga mereka merasa aman dan tenteram tanpa sedikitpun merasa sedih dan was-was menghadapi halangan hidup.

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan "Rabb kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) berduka cita."(QS Fusshilat : 30)

KUNCI KETUJUH : Jangan sekali-kali menyalahkan ketentuan Allah.

Rasulullah saw bersabda :

"Tidak sekali-kali seorang muslim di bumi ini berdoa pada Allah meminta suatu permintaan, melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta atau memalingkan darinya suatu kejahatan yang semisal dengan permintaannya, selagi ia tidak berdoa meminta suatu dosa atau memutuskan silaturahim."

Maka ada seseorang berkata :

"Kalau demikian, kami akan memperbanyakkan (berdoa)."

Beliau menjawab :

"Allah Maha Memberi." (HR Tirmidzi)

KUNCI KELAPAN : Pelajari dan lakukan sebab-sebab logik bagi datangnya pertolongan Allah.

Pertolongan Allah tidak akan datang bagi seseorang yang tidak mahu melakukan sesuatu yang boleh mendatangkan keberhasilan sesuai dengan sunnatullah dalam alam semesta ini.

1. Keinginan untuk lulus dalam ujian mesti diiringi dengan usaha belajar dengan baik.

2. Keinginan untuk memperolehi rezeki yang banyak mesti diiringi dengan sikap tabah, cermat, tekun, disiplin dan profesionalisma yang tinggi.

3. Harapan agar keadaan umat Islam berubah menuju kejayaan, mesti didukung dengan usaha mendidik dan membina masyarakat muslim yang memiliki kefahaman dan komitmen agama yang baik kerana itulah asas dan syarat utama kemenangan umat Islam.

Begitulah seterusnya. Setelah sikap-sikap diatas mampu dimiliki, maka nantikanlah pertolongan Allah yang pasti datang.

Allah swt berfirman dalam salah satu hadits qudsi :

"Barang siapa yang memusuhi wali (kekasih)Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang terhadapnya, dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan suatu perbuatan yang lebih Aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Dan seorang hambaKu terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan bila Aku mencintainya, Akulah pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Akulah penglihatannya yang dengannya ia melihat, Akulah tangannya yang dengannya ia memukul, dan Akulah kakinya yang dengannya ia berjalan, Kalau ia meminta padaku, niscaya Aku beri dan jika ia meminta perlindungan kepadaKu niscaya Aku lindungi." (HR Muslim)

Hanya sahaja, perlu dicatatkan di sini iaitu jangan diertikan bahwa pertolongan Allah itu sentiasa datang dalam bentuk yang sesuai dengan keinginan kita.

Boleh sahaja Allah memberi pertolongan bukan dalam bentuk yang kita ingini, bahkan sebaliknya namun hendaklah kita pastikan bahwa itu adalah permulaan dari sesuatu yang baik.

Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu pertolonganMu kepada kami setelah kami mempersiapkan kunci-kunci yang sesuai dengan kehendakMu. Sesungguhnya kami yakin bahwa Engkau akan sentiasa menolong dan membantu orang-orang yang beriman dan bertakwa selagimana kami berusaha untuk menegakkan syariatMu dan memperkukuhkan DeenMu di mukabumi ini.

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS