Jangan Biarkan Hati Ini Menghitam
[Mengapa
saya perlu hadir ke Talk Show : “From a broken heart to Tranquility”, kerana
saya tidak mahu membiarkan hati saya menghitam ….] ...hmmmm...FYI lokasi program berpindah ke The Plaza Hotel Jalan Raja Laut. Mudah transportation menggunakan LRT dan Monorail (note: The Plaza Hotel Kuala Lumpur,
Malaysia is served by two Light Rail Transit Systems. The station are
The Sultan Ismail STAR LRT station and the Medan Tuanku Monorail Station
which are located within a few minutes walk from the hotel and provides
services to many part of Kuala Lumpu
Ya Tuhanku,
mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat
melihat?” Allah berfirman, Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat
Kami, dan kamu mengabaikannya, Jadi begitu pula pada hari ini kamu diabaikan.” (Al Quran
Surah Taha: 125-126).
Ayat yang membuat hatiku bergetar hebat. Takut hati ini sungguh takut. Yaa Rabb, bagaimanakah nasibku di Hari Akhir nanti? Apakah hamba termasuk ke dalam golongan yang dihinakan, diabaikan oleh-Mu? Dikumpulkan dalam keadaan buta? Betapa mengerikan! Bayangkanlah… Dikumpulkan dalam keadaan buta … Tuhan kita mengabaikan kita, dan kita pun terhalang memperoleh kelazatan memandang wajah Allah! Na’udzubillah…
Di dunia ini kita telah dianugerahkan dengan berbagai nikmat yang sangat banyak dan besar nilainya , mata yang dapat melihat, telinga yang dapat mendengar, mulut yang dapat berbicara dan juga akal yang dapat berfikir. Bayangkan bila detik ini Allah tiba-tiba mencabut nikmat mata, nikmat telinga, nikmat mulut, dan nikmat akal dari kita, apa yang dapat kita lakukan?
Maka, sudahkah kita bersyukur? Menggunakan mata, telinga, dan akal untuk mengambil pelajaran? Merenungkan dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya? Dengan kurnia panca indra dan akal dari Allah, adakah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah?
Atau sebaliknya mata, telinga, mulut juga akal kita gunakan untuk melakukan maksiat? Kita gunakan nikmat Allah dengan menuruti hawa nafsu, mata yang menjalang pandangan, mulut yang berdusta, telinga yang mendengar hiburan yang lagha dan melalaikan , hati yang kotor penuh mazmumah, kalbu yang lalai mengingat-Nya, dan akal yang tidak mau mengambil pelajaran, mengabaikan ayat-ayat-Nya…
Padahal kita amat tahu bahawa mata, telinga dan hati kita sungguh-sungguh akan diminta pertanggungjawabannya…
Di dunia ini ada manusia yang dikatakan oleh Allah telah buta. Bukan, bukan matanya yang buta, tetapi hatinya yang buta.
Sebagaimana dalam firman Allah Swt:
“Sesungguhnya bukan penglihatan ini yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada.” (Al Quran Surah al Hajj: 46)
Mengapa mata hati menjadi buta? Kerana dalam hati tidak ada cahaya. Bukankah kita dapat melihat kerana adanya cahaya? Begitu pun mata hati kita perlukan cahaya. Cahaya dari Allah, Sang Pemilik cahaya.
“Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya dia atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nur: 35)
Saya teringat sebuah hadis: “Apabila hamba melakukan dosa, muncul goresan hitam di hatinya. Jika ia melakukan dosa lagi, goresan hitam bertambah. Bila ia berterusan begitu, hatinya menjadi hitam.”
Mungkin inilah penyebab butanya mata hati. Hati menjadi hitam kerana dosa! Sehingga cahaya Ilahi tidak mampu tembus ke dalam hati yang hitam ini!
Rasulullah Saw melanjutkan, “Namun, jika bertaubat, hatinya menjadi bersih dan terang.”
Alhamdulillah… Masih ada kesempatan untuk membersihkan hati yang penuh dengan goresan hitam, sehingga hati kita kembali bersih, sehingga cahaya Ilahi dapat dengan mudah masuk ke dalam hati ini.
Jangan!, jangan biarkan hati kita menghitam, berkarat, dan kemudian membatu. Bahkan menurut Allah, batu pun lebih baik dari hati kita!
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada air yang mengalir sungai-sungai daripadanya, dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antara sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah…” (Al Quran Surah. Al Baqarah: 74)
Tidakkah kita sebagai seorang mukmin malu ketika membaca ayat ini? Bahkan batu pun jatuh meluncur kerana takut kepada Allah! Adakah hati kita takut kepada Allah? Takut tatkala melakukan maksiat dan dosa? Takut akan azab dan siksa-Nya yang teramat keras?
Rasa takut menuntunku untuk bersegera menghadap Allah, mengambil air wudhu… khusyuk, rukuk dan sujud kepada-Nya, bersimpuh memohon ampunan-Nya…
Duhai Rabb Yang Maha Penerima taubat, Rabb Yang Maha Penyayang, ampuni segala dosa hamba, ampuni hamba yang seringkali lalai… Duhai Rabb Yang Maha Lembut, lembutkan hati hamba, sucikanlah hati ini dari segala goresan hitam akibat dosa, limpahkan cahaya-Mu ke dalam hati ini, teguhkan hatiku di atas iman, jadikanlah hati ini senantiasa khusyuk mengingat-Mu, hati yang selalu merindukan-Mu, rindu untuk memandang wajah-Mu… Ya Tuhanku, kumpulkan aku kelak bersama orang-orang yang Engkau ridhai, jadikan saat berjumpa dengan-Mu sebagai hari terbaik untukku. Amin.
No comments:
Post a Comment