Tuesday, August 09, 2011

Dasyatnya Sedekah

Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?”
Allah menjawab, “Ada, yaitu besi” (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?” Allah yang Mahasuci menjawab, “Ada, yaitu api” (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).

Bertanya kembali para malaikat, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?”
Allah yang Mahaagung menjawab, “Ada, yaitu air” (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” Kembali bertanya para malaikta.


Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, “Ada, yaitu angin” (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat). Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?”

Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.”
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.

Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.

Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan.

Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas? Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yang duduk di kurs-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang selamat, bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis tersedu-sedu penuh syukur.

Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir. Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah (keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.

Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap desah nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira.

Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.

Dari pengalaman kongkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti diuraikan di atas, dengan penuh kayakinan kita dapat menangkap bukti yang dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.

Inilah barangkali kenapa Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya yang tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,” demikian firman-Nya (QS. Al-Baqarah [2] : 261).

Seruan Rasulullah itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, “Ya, Rasulullah. Harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah.”

“Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan,” jawab Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. “Ya, Rasulullah. Saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum mempunyainya,” ujarnya.
Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam.

Mengapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan Rasulullah tersebut? Ini tiada lain karena yakin akan balasan yang berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan mati. Kendati begitu para sahabat tidak ada yang mendambakan mati syahid di medan perang, karena mereka yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka. Sekiranya gugur di tangan musuh, surga Jannatu na’im telah siap menanti para hamba Allah yang selalu siap berjihad fii sabilillaah. Sedangkan andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan membawa kemenangan bagi Islam, agama yang haq!

Lalu, apa kaitannya dengan memenuhi seruan untuk bersedekah? Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!

Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Allah sendiri membuat perbandingan, sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini.***

Banyakkan Bersedekah di Bulan Ramadan Sebagai Penebus Kemurkaan Allah

أًلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Rasulullah SAW adalah orang yang sangat dermawan, dan kedermawanan baginda semakin bertambah pada bulan Ramadan. Kebaikan-kebaikan yang baginda lakukan pada bulan itu melebihi angin yang berhembus.”

Dalam sebuah hadis Nabi SAW bersabda yg bermaksud:
“Seutama-utama sedekah adalah pada bulan Ramadan.”
(HR. At-Tirmidzi)

Zaid bin Salim meriwayatkan dari ayahandanya bahawa ia berkata: Saya mendengar Umar bin Khattab berkata: “Rasulullah SAW. memerintahkan kami agar bersedekah. Kebetulan aku sedang memiliki harta.
Umar pun berkata: “Pada hari ini aku akan melebihi Abu Bakar !” Umar melanjutkan: Aku pun membawa setengah dari hartaku.
Rasulullah berkata: “Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?”
“Sebanyak ini juga!” jawabku.
Kemudian datanglah Abu Bakar dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW berkata: “Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” .
Dia menjawab: “Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan RasulNya!”
Maka aku berkata: “Aku tidak akan mampu melebihimu selamanya.”

Diriwayatkan dari Thalhah bin Yahya bin Thalhah bahawa ia berkata:“Nenekku bernama Su’da binti ‘Auf Al-Murriyyah, beliau adalah isteri Thalhah bin ‘Ubaidillah- menceritakan kepadaku:“Pada suatu hari Thalhah datang menemuiku dengan wajah yang kusut. Aku bertanya kepadanya: “Mengapa wajahmu kusut seperti itu?” Apa yang telah terjadi atas dirimu? Adakah sesuatu yang dapat kubantu?
Ia berkata: “Terima kasih, kamu adalah sebaik-baik isteri seorang muslim!” Aku bertanya lagi: “Jika demikian, apa yang terjadi atas dirimu?
Ia akhirnya berkata: “Harta yang kumiliki sudah terlalu banyak dan hal itu sangat menyusahkan diriku.”
Kukatakan padanya: “Jangan terlalu bersusah, bagikan saja harta itu!”
Maka ia pun membagi-bagikan harta itu hingga tidak tertinggal sedirham pun.”
Thalhah bin Yahya (cucunya) berkata:“Aku tanyakan kepada penjaga gudangnya: “Berapa harta Thalhah ketika itu?”
“Empat ratus ribu dirham!” katanya.

Sedekah boleh melindungi dari bahaya dan musibah, serta menolak su’ul khatimah (kematian yang buruk). Sedekah mampu memberikan pengaruh yang luar biasa kepada orang yang menunaikannya. Salah satu manfaat sedekah adalah ia memelihara seseorang dari segala macam bahaya dan musibah.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud :
Sungguh sedekah itu akan memadamkan kemarahan Tuhan dan menghindarkan dari kematian yang buruk (su’ul khatimah).” (Hadis Riwayat al-Turmuzi)

Sahabat yang dimuliakan,
Salah satu sifat orang mukmin adalah hati dan jiwanya sentiasa suka bantu membantu. Hati dan jiwanya akan resah apabila berlalu satu hati tidak ada bantuan yang dapat diberikan. Dia akan memberikan bantuan walaupun sekecil mana kepada saudara-sauadara yang perlukan bantuan dan khidmat daripada dirinya.

Daripada Abu Hurairah r.a. Rasulullah S.A.W. bersada yang maksudnya, "Siapa yang melapangkan satu kesusahan orang yang beriman daripada kesusahan-kesusahan dunia, Allah akan melapangkan orang itu satu kerumitan dari kerumitan akhirat. Dan siapa yang memudahkan orang yang susah, Allah akan memudahkannya didunia dan diakhirat. Siapa yang menutup keaiban orang Islam, Allah akan menutup keaibannya didunia dan diakhirat. Dan Allah sentiasa menolong hamba itu selagi hamba itu mahu menolong saudaranya."
(Hadis Riwayat Muslim).

Berdasarkan hadis di atas jelaslah kepada kita bahawa setiap bantuan dan pertolongan yang diberikan ikhlas kerana Allah, tidak menjadi sia-sia kerana jaminan daripada Allah SWT bahawa Dia akan membalas dengan balasan yang lebih baik samaada di dunia atau pun di hari akhirat.

Rasulullah SAW pernah menerangkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari azab neraka. Ketika beginda selesai berkhutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah SWT. dan anjuran untuk mentaatiNya. Baginda pun bangkit mendatangi kaum wanita, baginda menasihati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian baginda bersabda :
“Bersedekahlah kamu semua. Kerana kebanyakan kamu adalah kayu api Jahanam!”
Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?”
Baginda menjawab : “Kerana kamu banyak mengeluh dan kamu kufur terhadap suami!” (Hadis Riwayat Al- Bukhari)
Bersedekahlah kerana sedekah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kaum wanita dari azab neraka.

Rasulullah SAW. bersabda yang bermaksud :
“Satu dirham mengatasi seribu dirham.”
Para sahabat bertanya, “Bagaimana berlaku demikian, ya Rasulullah?”
Rasulullah SAW. menjawab, “Seorang lelaki ada dua dirham, lalu disedekahkannya satu dirham yang paling baik. Seorang kaya mengeluarkan dari hartanya yang banyak dan disedekahkan seribu dirham. Maka satu dirham itu lebih baik.”

Mata wang dirham adalah mata wang yang lumrah digunakan di zaman Rasulullah SAW. Dari hadis diatas dapat kita mengambil pengajaran bahawa sumbangan si miskin walaupun kecil tetapi besar bagi si miskin kerana ia memerlukan wang tersebut untuk menyara kehidupannya, dia terpaksa berlawan dengan perasaan dan rasa hatinya sendiri dan sanggup memberikan sedekah tersebut dengan rasa ikhlas dan takwa .

Sebaliknya si kaya tidak merasai apa-apa kesulitan walaupun dia bersedekah sebanyak seribu dirham, kerana harta yang ia miliki jauh lebih banyak daripada apa yang disedekahkan.

Oleh itu Allah SWT. menilai bukan pada jumlah sumbangan tetapi ianya dinilai daripada sejauhmana pengorbanan dan kesusahan yang terpaksa ia lalui untuk memberi sumbangan. Itulah sebabnya kenapa satu dirham mengatasi seribu dirham.

Sifat cintakan harta boleh menjangkiti siapa sahaja tanpa mengenal orang miskin atau kaya. Berlatihlah bersikap dermawan sewaktu miskin, walaupun menderma seringgit mungkin seringgit yang kita dermakan nilainya melebihi seribu ringgit. Sekiranya amalan mulia ini diteruskan, percayalah kalian akan bersikap dermawan sewaktu kaya nanti.

Didalam satu wasiat Nabi SAW kepada Sayyidina Ali r.a. mengatakan bahawa dipintu syurga ada tertulis bahawa orang yang bakhil tidak dibenarkan masuk kedalam syurga.

Sekiranya kalian membiarkan diri bersikap bakhil, kemungkinan penyakit bakhil itu akan terus kekal sewaktu kalian kaya.Rebutlah peluang untuk bersedekah dan menyumbang sementara harta dan umur masih ada. Kalian tidak tahu, mungkin esok kalian jatuh miskin atau kembali kepada Allah SWM dan tidak berkesempatan untuk bersedekah.

Seorang anak lelaki bertanya Rasulullah SAW : "Sedekah mana yg lebih besar pahalanya?
Nabi SAW menjawab maksudnya : "Sedekah yg diberikan sedangkan pada masa itu engkau masih sihat dan sebenarnya engkau bakhil (merasa sayang nak dermakan harta kerana takut jadi fakir dan engkau berangan jadi kaya) maka jangan menangguh sedekah sehingga apabila roh sampai dikerongkongan lalu pada masa itu kau berkata, "ini untuk si anu ini untuk si anu sekian" dan sebenarnya harta engkau pada masa itu memang akan dimilki oleh orang lain." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sahabat yang dikasihi,
Banyak sekali keistimewaan bersedekah pada bulan Ramadan, maka hendaknya kalian bersegera mengerjakannya. Keluarkanlah dengan segera sedekahmu sesuai dengan keluasan yang ada padamu.

Dalam hadis Nabi SAW ada menjelaskan bahawa sedekah jariah yang diberikan dengan ikhlas semata-mata kerana Allah adalah salah satu saham akhirat yang akan mengalir terus pahalanya walaupun ia telah kembali menemui Allah SWT di alam Barzakh.

Kekayaan sebenar bukanlah kerana banyak ‘memiliki’ tetapi kerana banyak ‘memberi’. Justeru, Allah itulah zat yang Maha Kaya, kerana Dia-lah yang banyak memberi. Jika kalian banyak memberi akan meningkatkan kualiti jiwa. Jika kalian banyak menerima kalian akan hanya meningkatkan kuantiti harta. Kualiti jiwa itu matlamat, kuantiti harta itu cuma alat. Jangan tertukar antara alat dan matlamat.